Sabtu, 13 September 2025 03:30 UTC
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menerima kunjungan Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jawa Timur. Foto: Diskominfo Kota Mojokerto
JATIMNET.COM, Mojokerto – Pada 1–3 Oktober 2025 mendatang, perhatian nasional akan tertuju ke Mojokerto. Kota yang lekat dengan julukan Bumi Majapahit ini dipercaya sebagai tuan rumah peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) ke-12.
Tidak hanya berpusat di Kota Mojokerto, sejumlah agenda juga akan dilaksanakan di Kabupaten Mojokerto. Pemilihan Mojokerto sebagai lokasi utama bukan tanpa alasan.
Selain menyimpan warisan sejarah besar Kerajaan Majapahit, Mojokerto juga dinilai mampu menghadirkan spirit ketangguhan dan kebangkitan di tengah tantangan risiko bencana masa kini.
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menyebut momentum ini sangat berarti bagi warganya. Melalui peringatan Bulan PRB 2025, pihaknya ingin memperluas literasi kebencanaan.
BACA: Wali Kota Mojokerto Tegaskan Komitmen Perlindungan Anak di Era Digital
"Memperkuat jejaring antardaerah dan menjadikan Mojokerto sebagai ruang kolaborasi serta inovasi dalam membangun kota tangguh bencana," ujarnya, Sabtu, 13 September 2025.
Perempuan yang akrab disapa Ning Ita itu juga menegaskan rangkaian kegiatan Bulan PRB akan menjadi sejarah baru bagi Kota Mojokerto. Sebab, pada kesempatan ini pula akan dilakukan peresmian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mojokerto.
Kehadiran BPBD diharapkan mampu mempercepat koordinasi dan memperkuat respon penanganan bencana secara terarah.
BACA: Pemkot Mojokerto Perkuat Komitmen Penanganan Stunting lewat Penyaluran PMT
Rangkaian kegiatan Bulan PRB 2025 diproyeksikan berlangsung meriah sekaligus edukatif. Gelaran akan dibuka dengan pameran kebencanaan berskala nasional, menampilkan teknologi, inovasi, hingga peralatan penanggulangan bencana dari berbagai daerah. Seminar dan forum diskusi menghadirkan pakar serta praktisi kebencanaan untuk membahas strategi pengurangan risiko di masa depan.
Tak hanya itu, masyarakat luas juga akan diajak terlibat langsung. Simulasi evakuasi bencana melibatkan pelajar, relawan, hingga warga umum, sementara literasi kebencanaan akan ditanamkan sejak dini melalui kegiatan edukasi untuk siswa SD hingga SMA. Dimensi kebudayaan tak ditinggalkan dengan adanya festival seni dan budaya lokal yang dipadukan dengan pesan-pesan kesiapsiagaan bencana.
Dengan persiapan yang terus dimatangkan, Mojokerto siap tampil sebagai panggung nasional dalam upaya membangun kesadaran dan kesiapan menghadapi bencana. Ribuan peserta dari berbagai penjuru tanah air diperkirakan hadir, menjadi bukti nyata komitmen Mojokerto menuju masyarakat yang tangguh, sigap, dan berdaya menghadapi risiko bencana.
