Kamis, 04 September 2025 01:00 UTC
Sejumlah anak menyambut Walikota Mojokerto Ika Puspitasari saat tiba di acara monitoring evaluasi stunting di aula Kelurahan Meri, Rabu, 3 September 2025. Foto: Prokopim.
JATIMNET.COM, Mojokerto - Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto kembali menunjukkan keseriusannya dalam menangani persoalan stunting sebagai bagian dari upaya mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045.
Komitmen itu diwujudkan melalui penyaluran paket makanan tambahan (PMT) bagi balita wasting yang memiliki berat badan rendah dibanding tinggi badannya dan ibu hamil. Penyaluran paket PMT itu berlangsung di aula Kelurahan Meri, Kota Mojokerto.
Saat menghadiri penyaluran paket PMT, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menegaskan bahwa cita-cita besar bangsa bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, melainkan juga seluruh daerah.
“Tujuan nasional yang harus kita sengkuyung bareng-bareng adalah mewujudkan Indonesia Emas 2045. Salah satu sektor pentingnya adalah penyiapan SDM yang sehat, dan indikatornya adalah generasi penerus bangsa bebas stunting,” jelasnya, Rabu, 4 September 2025.
“Karena itu, kita harus memastikan sejak dini kesehatan anak-anak terjaga, bahkan dimulai dari kesiapan calon orang tuanya,” lanjut Ning Ita, sapaan akrab Ika Puspitasari.
BACA: Kota Mojokerto Terbaik I Penanganan Stunting se-Jatim, Ning Ita: Bukti Kerja Keras Bersama
Pada kesempatan itu, Pemkot Mojokerto menyalurkan PMT selama 56 hari untuk dua balita wasting, paket berisi telur, biskuit, dan susu UHT bagi delapan balita wasting, serta susu khusus untuk empat ibu hamil dengan kondisi KEK (kekurangan energi kronis).
Ning Ita, sapaan akran Ika Puspitasari juga memberikan apresiasi khusus kepada Kelurahan Meri yang berhasil mencapai status zero stunting.
“Saya terima kasih kalau di Meri ini sudah zero stunting. Semoga prestasi ini bisa kita pertahankan. Saya minta jajaran Puskesmas, kelurahan, kader kesehatan, dan tentu saja PKK, terus bersinergi agar capaian ini tidak menurun. Harapan saya, 18 kelurahan lainnya juga bisa meniru keberhasilan Meri,” ujarnya.
Ia menambahkan, upaya pencegahan stunting harus dilakukan sejak dini, bukan hanya setelah anak lahir. Edukasi menyeluruh juga perlu diberikan kepada ibu hamil bahkan calon pengantin, agar benar-benar siap secara fisik maupun mental.
“Kesehatan anak-anak sangat ditentukan oleh kesehatan orang tuanya. Kalau yang mengandung belum siap secara mental, psikis, maupun fisik, tentu akan berpengaruh pada kondisi anak. Karena itu, edukasi sejak sebelum hamil menjadi penting agar mereka benar-benar siap,” jelasnya.
Menutup arahannya, Ning Ita berpesan agar para orang tua, terutama ibu selalu mendampingi dan mendidik anak-anaknya.
“Supaya ke depan mereka menjadi anak-anak yang cerdas, unggul, hebat, membanggakan orang tua, bermanfaat untuk masyarakat serta bangsa, dan menjadi kontribusi nyata dari Kota Mojokerto dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.
