Selasa, 01 July 2025 05:00 UTC
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari (tengah) menerima penghargaan peringkat I Penilaian Kinerja Pelaksanaan Aksi Konvergensi Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting (PPPS) se-Jawa Timur di Surabaya, Selasa, 1 Juli 2025. Foto: Pemkot Mojokerto
JATIMNET.COM, Mojokerto – Upaya serius Pemerintah Kota Mojokerto dalam menangani masalah stunting membuahkan hasil membanggakan. Dalam ajang Penilaian Kinerja Pelaksanaan Aksi Konvergensi Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting (PPPS) tingkat kabupaten/kota se-Jawa Timur, Kota Mojokerto berhasil meraih peringkat pertama.
Penghargaan prestisius ini diterima langsung oleh Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari dalam peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32 yang digelar di Dyandra Convention Center, Surabaya, Selasa, 1 Juli 2025.
Dengan total skor 132, Kota Mojokerto unggul atas daerah lain, termasuk Kabupaten Kediri dan Kota Surabaya yang masing-masing menempati posisi kedua dan ketiga. Capaian ini tak lepas dari komitmen dan sinergi lintas sektor yang terus dibangun dalam mengatasi persoalan stunting.
BACA: Dua dari 18 Kelurahan di Mojokerto Capai Zero Stunting, Ini Langkah Pemkot
“Penghargaan ini bukan hanya kebanggaan, tetapi juga menjadi penguat bahwa kerja keras bersama dalam mencegah dan menurunkan stunting harus terus kita lanjutkan dengan komitmen yang lebih kuat,” ujar Ning Ita, sapaan akrab Wali Kota Mojokerto.
Menurut Ning Ita, penanganan stunting merupakan program prioritas yang dilakukan secara masif dan terintegrasi. Tidak hanya menyasar balita yang mengalami stunting maupun wasting, tetapi juga menyentuh akar permasalahan dengan memberikan edukasi kepada orang tua, ibu hamil, hingga calon pengantin.
"Program ini kami jalankan secara keroyokan (gotong royong), melibatkan banyak pihak demi memastikan setiap anak di Kota Mojokerto tumbuh sehat dan cerdas," katanya.
Keberhasilan ini diharapkan menjadi penyemangat bagi seluruh elemen untuk terus memperkuat sinergi demi mewujudkan target zero stunting di Kota Mojokerto.
BACA: Cegah Stunting, Pemkot Mojokerto Berikan Bantuan Pangan untuk 796 Keluarga
“Secara graduatif prevalensi stunting di Kota Mojokerto sudah turun dan saat ini sudah ada dua kelurahan di Kota Mojokerto yang zero stunting, yaitu Kelurahan Purwotengah dan Kelurahan Meri,” katanya.
Capaian ini bukan tanpa proses. Dalam penilaian kinerja aksi konvergensi PPPS, Kota Mojokerto berhasil melalui dua tahapan penting yakni peninjauan dokumen pendukung dan presentasi langsung di hadapan panelis.
Terdapat delapan indikator aksi konvergensi yang dinilai, mulai dari analisis situasi, penyusunan rencana kegiatan, pelaksanaan rembuk stunting, regulasi percepatan, pembinaan pelaku, penguatan data, pengukuran dan publikasi hingga review kinerja tahunan.
Sebagai informasi, data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPBGM) per Mei 2025 mencatat prevalensi stunting di Kota Mojokerto berada pada angka 1,42 persen atau 82 kasus dan angka ini tergolong rendah secara nasional.