Selasa, 08 February 2022 02:20 UTC
ILUSTRASI HARGA NORMAL. Toko ritel modern di Surabaya mencantumkan harga per liter minyak goreng Rp14 ribu sesuai program subsidi dari pemerintah untuk menekan kenaikan harga. Foto: Pemkot Surabaya/Dokumen
JATIMNET.COM, Lamongan - Setelah ditentukan satu harga minyak goreng Rp 14 ribu per kilo oleh pemerintah melalui Kementrian perdagangan ( Kemendag). Masyarakat Lamongan justru dibuat kelimpungan untuk mendapatkan minyak goreng. Hal itu disebabkan karena minimnya stok minyak goreng di Kabupaten Lamongan.
Melihat hal itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lamongan akan melakukan pemantauan secara intens perkembangan stok minyak goreng di setiap agen yang ada di Lamongan.
"Yang jelas kita selalu memantau kondisi di lapangan, terutama agen di wilayah Kabupaten Lamongan. Mereka kita minta untuk terus melaporkan perkembangannya, apabila ada droping minyak goreng dari distributornya," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Zamroni, Selasa 8 Februari 2022.
Tidak hanya itu, Zamroni juga akan memantau pelaksanaan pendistribusian dari agen ke pasar. Sedangkan, untuk mengetahui ketersediaan barang di pasar, ia juga akan melakukan pemantauan di tempat pasar.
Baca Juga: Legislator Sebut Minyak Goreng Satu Harga Dianggap Ringankan Masyarakat
"Pada 31 Januari 2022, saat melakukan hiring dengan anggota dewan, kita melihat kondisi pasar, ternyata ketersediaan minyak goreng curah dan minyak goreng sederhana itu masih ada. Tetapi, masih harga lama karena barang tersebut juga kulakan lama," ujarnya.
Diharapkan langka selanjutnya, stok minyak goreng di Kabupaten Lamongan tidak sampai terjadi kelangkaan seperti saat ini. Zamroni akan melakukan koordinasi dengan pihak distributor untuk meminta penambahan stok minyak goreng lebih dari jumlah yang dibutuhkan oleh setiap agen di Lamongan.
"Untuk mencukupi kebutuhan masyarkat Lamongan terhadap minyak goreng, itu dibutuhkan stok sebanyak 30 ton minyak goreng per tahunnya. Jadi, per bulan masyarakat Lamongan membutuhkan 2,5 ton minyak goreng," katanya.
Di samping itu, Zamroni sebelumnya juga sudah melakukan antisipasi terjadinya kelangkaan minyak goreng. Yakni dengan melakukan dengan penanggung jawab pihak ritel di Kabupaten Lamongan " Dengan memberikan informasi terhadap banyaknya jumlah minyak goreng yang dibutuhkan dan harus terpenuhi untuk masyarakat Lamongan," ujarnya.
Baca Juga: Prihatin Minyak Goreng Masih Mahal, Wanita Ini Bagikan 1200 Liter Minyak Gratis
Zamroni menjelaskan, bahwa terjadinya kelangkaan minyak goreng di Lamongan jenis premium saat ini disebabkan karena tersendatnya pendistribusian dari pihak produsen ke pihak ritel.
"Minyak goreng dengan jenis curah sudah tersedia, buktinya kemarin ada agen yang telah mendapat pengiriman dari distributor. Kemudian ada yang mendapat 15 ton, ada yang 7 ton dan ada yang 9 ton dengan harga dari distributor Rp. 11 ribu 5 ratus per liternya, Karena mereka mendapat harga segitu maka mereka menjualnya di Lamongan dengan harga Rp. 12 ribu 3 ratus per kilo," ia merincikan.
Saat ini banyak sejumlah daerah sudah menggelar operasi pasar. Namun, Zamroni menilah hal itu kurang menguntungkan dan berisiko. karena saat ini pihak distributor masih fokus dalam memenuhi permintaan kebutuhan pasar, maka pelaksanaannya menunggu waktu yang menurutnya tepat.
Dalam kejadian ini Zamroni berharap, kedepannya pemerintah bisa lebih mengantisipasi, dalam arti minyak goreng tersebut bisa terdistribusi dengan baik, sampai ke masyarakat dengan baik.
Serta tambahan produksi di produsen serta terutama ada penetrasi dari pemerintah pusat yakni Kemendag agar produsen atau distributor terus mencukupi kebutuhan masyarakat terutama khususnya masyarakat Lamongan.