Selasa, 21 August 2018 13:10 UTC
Ilustrasi
JATIMNET.COM, Kupang – Kesulitan hidup kerap mengantarkan seseorang menjadi lebih kreatif. Bertahun-tahun dibuat pusing dengan marak pencurian ternak di daerahnya, Rihimera A.Praing kini punya cara jitu menangkal maling.
“Kami sudah mulai menggunakan microchip,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumba Barat Daya itu seperti dikutip dari Antara, Senin 20 Agustus 2018.
Peralatan canggih itu ditanam di bawah kulit binatang ternak. Kemana pun ternak melenggang, benda elektronik sebesar biji padi itu pun memancarkan informasi. Alih-alih bisa membawa hasil jarahan, lokasi pencuri bakal mudah terdeteksi.
Menurut Rihimera, maling ternak di daerahnya terbilang nekat. Mereka tak segan membakar rumah dan membunuh pemilik ternak yang berusaha mempertahankan harta bendanya.
Kawanan maling itu juga cerdik. Dalam menjalankan aksinya, mereka mahir mengelabui pemilik ternak.
Di Sumba Barat Daya, warga biasa menandai ternak miliknya, sapi dan kerbau, dengan cara menyetempel tubuh hewan atau memotong sedikit bagian telinganya.
Toh, maling-maling itu tak kurang akal. Tanda yang diberikan pemilik ternak dihilangkan. Misalnya, ketika di badan ternak tercap “AP”, pencuri mengubah menjadi “AB”. Adapun untuk tanda luka di telinga ternak, pencuri justru memotong habis telinga ternak. Dengan cara itu, tanda kepemilikan pada ternak sulit dikenali.
Rihimera mengatakan ide memasang microchip pada ternak warga itu terinspirasi dari tayangan ilmu pengetahuan pada salah satu stasiun televisi. Tayangan itu menceritakan upaya pelestarian ikan paus. Untuk memantau pergerakan paus, para ahli dan pecinta lingkungan menanam microchip di tubuh ikan.
Setelah nonton siaran televisi, Rihimera langsung terbesit memanfaatkan teknologi serupa pada ternak di daerahnya. Ia mulai menggali informasi tentang alat itu di internet dan membelinya.
Menurut dia, saat ini microchip yang bisa bertahan hingga 25 tahun itu sudah terpasang pada 4 ribuan ekor ternak di Sumba Barat Daya. Wilayah tetangga, Sumbah Tengah dan Sumba Timur, pun kini mulai mengikuti jejak pemasangan microchip pada ternak.
Kondisi itu tentu kian mempersulit gerak pencuri menjalankan aksi. Atau, mungkin saja, menjadi lebih kreatif.