Senin, 23 July 2018 12:30 UTC
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI Yohana Susana Yembise (tengah) bersama Gubernur Jawa Timur (kanan) menghadiri peringatan Hari Anak Nasional di Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan, Senin, 23 Juli 2018.
JATIMNET.COM – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI Yohana Susana Yembise ditemani Gubernur Jawa Timur Soekarwo (Pakde Karwo) menghadiri peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2018 di Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan, Senin, 23 Juli 2018.
Yohana mengatakan, pemerintah terus berusaha melindungi anak dengan berbagai macam kebijakan dan regulasi. Salah satunya, UU Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak.
Di dalamnya menyebutkan, bagi setiap orang yang melakukan kejahatan seksual terhadap anak hingga menyebabkan meninggal, cacat, dan menularkan penyakit berbahaya bisa dikenakan hukuman berat. “Misalnya hukuman mati dan kebiri,” kata Yohana, dalam keterangan pers release dari humas Pemprov Jatim diterima Jatimnet.com, Senin, 23 Juli 2018.
Ia juga berpesan anak adalah masa depan bangsa. Untuk itu, waktu yang ada saat ini agar dimanfaatkan dengan baik untuk belajar. Anak juga diberi kesempatan untuk bermain dan melakukan beragam kegiatan yang menunjang kreatifitas.
“Hal tersebut menjadi bagian dari hak anak yang harus dijaga,” tambahnya.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo (Pakde Karwo) menyebut semua anak Indonesia, khususnya Jatim merupakan anak “genius”. Kepanjangan dari kata gesit, berempati, berani, unggul, dan sehat.
Menurut Pakde Karwo, terciptanya anak genius berkat peran orang tua yang luar biasa. Orang tua, merupakan guru utama dan pertama dalam mendidik anak. “Anak yang hebat karena ada orang tua yang tidak pernah lelah mendidik menjadi orang yang luar biasa,” tuturnya.
Pakde menjelaskan, hampir semua prestasi yang diraih Indonesia salah satu pencetaknya adalah anak dari Jatim. Sebagai contoh, Olimpiade Matematika, yang berasal dari Jatim.
“Oleh sebab itu, anak anak harus dipersiapkan lebih matang karena anak merupakan mata rantai generasi emas tahun 2045,” ungkapnya.
Dijelaskan prinsip anak disebut genius adalah memiliki IQ di atas 110. Salah satu cara menciptakan anak genius adalah dengan memberikan perhatian khusus saat usia 1-8 tahun. Karena 80 persen pembentukan kemampuan otak pada usia tersebut.
“Anak pada usia tersebut, diberikan asupan makanan yang bergizi tinggi agar bisa menjadi anak yang genius. Salah satunya adalah mengkonsumsi ikan,” ujarnya.
Dalam peringatan itu diikuti sekitar 3.500 peserta. Dimana 3.000 pesertanya adalah anak-anak dari seluruh Indonesia. Pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan pembacaan suara anak Indonesia yang dibacakan oleh 34 anak yang mewakili Provinsi se-Indonesia.