Logo

Menkeu Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI Lebih Tinggi dari Global

Reporter:

Selasa, 20 August 2019 07:25 UTC

Menkeu Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI Lebih Tinggi dari Global

Ilustrasi: Gilas Audi.

JATIMNET.COM, Surabaya – Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal menjadi tantangan dalam mencapai target perpajakan tahun depan.

Terlebih asumsi makro Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020 mematok pertumbuhan ekonomi di angka 5,3 persen atau 0,2 persen di atas proyeksi global.

Sri Mulyani mengungkapkan meski lembaga internasional memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,1 persen, asumsi makro RAPBN 2020 tetap mematok pertumbuhan ekonomi di angka 5,3 persen.

BACA JUGA: Jurus Sri Mulyani Patahkan Pesimisme Rizal Ramli Soal Pertumbuhan Ekonomi

“Tantangan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan dengan berbagai lembaga growth-nya adalah lebih rendah dari yang diasumsikan, Indonesia memperkirakan 5,3 persen, sedangkan lembaga internasional memproyeksikan 5,1 persen, ini suatu potensi downside risk,” kata Sri Mulyani, Suara.com, Selasa 20 Agustus 2019.

Selain tantangan proyeksi global, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu juga mengungkapkan ada tantangan dari sisi domestik seperti insentif pajak dari esktor usaha yang sumbangsihnya cenderung rendah.

Oleh karena itu, Sri mengungkapkan pihaknya bakal terus mengintensifkan penerimaan perpajakan melalui reformasi perpajakan seperti penggunaan automatic exchange of information (AEoI) hingga komunikasi dengan stakeholder terkait.

BACA JUGA: Menkeu Upayakan Pendekatan Pungut Pajak Ekonomi Digital

“Saat ini sisi reformasi perpajakan menggunakan data yang ada, dan menggunakan sistem exchange atau pertukaran data antara yuridiksi. Nantinya akan diinsentifkan dengan berbagai komunikasi yang telah dilakukan oleh berbagai stakeholder dalam mendapatkan penerimaan pajak, tanpa mengurangi kondisi iklim investasi,” jelasnya.

Diketahui, pada pembacaan nota keuangan Presiden Jokowi di depan DPR/MPR memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 5,3 persen dan Belanja Negara direncanakan mencapai Rp 2.528,8 triliun, atau sekitar 14,5 persen dari PDB.

Dari total anggaran tersebut, direncanakan defisit anggaran pada 2020 sebesar 1,76 persen dari PDB, atau sebesar Rp 307,2 triliun.