Logo

Menjelajah Wajah Kota Dalam Tur Surabaya Kampung Metropolitan dan Kampung dari Seberang

Reporter:,Editor:

Sabtu, 17 July 2021 09:00 UTC

Menjelajah Wajah Kota Dalam Tur Surabaya Kampung Metropolitan dan Kampung dari Seberang

VIRTUAL: Menjelajah suasana wajah Kota Surabaya tempo dulu secara virtual. Foto: Humas

JATIMNET.COM, Surabaya - Membicarakan Surabaya tak akan lepas dari kisah-kisah heroik pada kurun November 1945. Namun jika ditelusuri lebih jauh, sesungguhnya ibu kota Jawa Timur ini memiliki banyak sisi menonjol lain yang dapat mewakili figur kota, sekaligus berpotensi sebagai wisata sejarah.

Oleh karena itu, House of Sampoerna (HoS) melalui Surabaya Heritage Track (SHT) membawa Trackers untuk menyelami Surabaya dalam balutan budaya khas dan semangat pergerakan Arek-arek Suroboyo yang multikultural, serta identitas lainnya yakni sebagai kota pendidikan, perdagangan dan pelabuhan, dalam serangkaian tur bertajuk “Wajah-wajah Surabaya”.

Manaer House of Sampoerna Rani Anggraini mengatakan, rangkaian tur “Wajah-wajah Surabaya” kini dikemas secara virtual dalam dua kali kesempatan, yakni pada Sabtu 26 Juni 2021 lalu dan pada hari ini Sabtu, 17 Juli 2011.

"Pada kesempatan ini House of Sampoerna mengajak Trackers menyambangi sudut-sudut kota bersama tur Kampung dari Seberang. Sementara sebelumnya tur Surabaya Kampung Metropolitan," kata Rani, Sabtu 17 Juli 2021.

Baca Juga: Serba-serbi Olahan Semanggi dalam Table Top “Semanggi Suroboyo”

Adapun pemilihan tur Surabaya Kampung Metropolitan dan Kampung dari Seberang bagi para Trackers lantaran tak dapat disangkal sebagai kota metropolitan terbesar kedua, Surabaya telah bergeliat jauh sebelum kolonialisasi Belanda.

Bahkan, keberadaan Sungai Kalimas yang juga muara bagi sungai Brantas pun memberikan keuntungan tersendiri secara geografis, di mana perkampungan awal terbentuk dan tumbuh linier mengikuti bentang aliran sungai.

"Sebut saja Keraton Surabaya yang berpusat tak jauh dari Kalimas, dengan kampung-kampung kecil penopang yang juga tersebar di sekitar kawasan sungai tersebut. Seperti Peneleh, Maspati, Carikan, Plampitan, Bubutan maupun Ketandan yang hingga kini masih dapat dinikmati keberadaanya sebagai wujud preservasi kota," ia menerangkan.

Selain itu, letak geografis yang strategis pula telah menjadikan Surabaya di masa lalu sebagai daya tarik bagi pelaut asing dari Arab, Gujarat, China, juga Eropa untuk berniaga dan akhirnya bermukim serta membentuk komunitas.

Baca Juga: Mengulik Sejarah Pendidikan di Kota Pahlawan melalui Kunjung Museum Daring

"Tak ayal jejak budaya, baik dari segi tradisi maupun arsitektural yang juga mendapat pengaruh dari pemberlakuan sistem segregasi wilayah di masa kolonial, hingga kini masih dapat ditemukan tersebar di sisi utara dan memperkaya warna Surabaya," ia memaparkan.

Sementara itu, perlu diketahui, dengan arti ‘Menelusuri Jejak Warisan Surabaya’, program Surabaya Heritage Track (SHT) diluncurkan di tahun 2009 dengan konsep tur keliling kota menggunakan bis bermodel kereta trem yang pernah berjalan di Surabaya tempo dulu.

Dalam kesempatan itu, Tracker atau penumpang bis dapat menikmati dan mengenal sejarah bangunan-bangunan cagar budaya, sejarah Kota Surabaya yang terkenal sebagai Kota Pahlawan, kisah Babad Surabaya, serta kekayaan ragam budaya khas Arek yang menjadi ciri khas Surabaya.

Namun lantaran kondisi pandemi Covid-19, maka dalam upaya untuk terus mendukung Surabaya sebagai destinasi wisata, Surabaya Heritage Track pun menyelenggarakan program daring berbentuk tur virtual.

"Program berbentuk tur virtual yang sudah diselenggarakan sejak Mei 2020 ini dapat dinikmati oleh masyarakat, sebagai alternatif berwisata yang dapat dilakukan dari mana saja melalui gawai," ia mengungkapkan.