Sabtu, 24 April 2021 14:40 UTC
RUTE BARU. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (paling kiri) meninjau dermaga LCM Pelabuhan Ketapang yang menjadi tempat sandarnya kapal rute Banyuwangi-Lembar, Lombok Barat, Sabtu, 24 April 2021. Foto: Ahmad Suudi
JATIMNET.COM, Banyuwangi – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebutkan bahwa adanya penyeberangan Banyuwangi-Lembar (Lombok Barat) berhasil meningkatkan efisiensi transportasi. Sebelumnya, perpindahan orang dan barang harus melewati Pulau Bali dan menyeberang selat dua kali.
Dia mengatakan penyeberangan Banyuwangi-Lembar lebih murah dibandingkan Banyuwangi-Bali-Lombok. Penyeberang yang menuju Lombok nantinya diwajibkan menggunakan penyeberangan langsung itu.
"Ini membawa manfaat menjadi lebih murah. Bayangkan kalau mereka naik kapal, jalan, naik kapal lagi, pasti lebih mahal," kata Budi saat meninjau Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Sabtu, 24 April 2021.
BACA JUGA: Satu Juta Lebih Kendaraan Keluar-Masuk Pulau Jawa
Dikatakannya juga penyeberangan langsung ini mengurangi kemacetan di Bali dan memperlancar urusan perdagangan dan wisata.
Dia mengimbau agar perusahaan transportasi segera menyesuaikan diri. Lantaran lintasan baru yang diwajibkan untuk angkutan Banyuwangi-Lombok itu akan memperlancar transportasi.
"Tentu saja ini kesuksesan yang baik. Ini harus di-maintenance secara baik dan profesional," kata Budi.
BACA JUGA: Potensi Industri Perikanan di Indonesia Timur Sangat Besar, Menhub: Kita Butuh Pelabuhan
Data dari PT ASDP Ketapang sebelum pandemi, jumlah penyeberang dari Pelabuhan Ketapang ke Gilimanuk atau sebaliknya mencapai 70.000 orang per hari. Jumlah kendaraan roda dua yang menyeberang mencapai 5.000 unit dan 10.000 unit kendaraan roda empat.
Dari jumlah itu diperkirakan 45-50 persen memiliki tujuan Nusa Tenggara Barat (NTB). Perjalanan Banyuwangi-Bali-Lombok membutuhkan waktu sekitar 15 jam sedangkan penyeberangan Banyuwangi-Lembar membutuhkan waktu 12 jam.
PT ASDP Ketapang memberangkatkan kapal rute ini setiap enam jam sekali dan akan ditingkatkan hingga tiga jam sekali. Setiap berangkat, rata-rata kapal mampu mengangkut 30 hingga 45 unit kendaraan besar.
