Selasa, 16 July 2019 13:58 UTC
ENERGI TERBARU: Kepala Dinas ESDM, Setiajid menyampaikan, memanfaatkan sampah sebagai pembangkit listrik energi terbarukan. Foto: Baehaqi.
JATIMNET.COM, Surabaya - Upaya Pemprov Jawa Timur memenuhi target 2025 pemanfaatan energi terbarukan sebesar 16,8 persen sebagai pembangkit listrik terus dimatangkan.
Usai meninjau rencana pemanfaatan sampah plastik sebagai pengganti batu bara di Mojokerto, Senin 15 Juli 2019. Pemprov selanjutnya berharap pabrik kertas yang ada di Jawa Timur dapat memanfaatkan sampah sebagai pembangkit listrik energi terbarukan.
Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Setiajid mengatakan, untuk bisa menggunakan energi terbarukan dari sampah menjadi listrik setidaknya diperlukan investasi Rp 20 milliar. Angka itu guna membuat alat pirolisis. "Alat tersebut bisa menggerakkan power plant ya sekitar 7,8 juta mega watt," ujar Setiajid, Selasa 16 Juli 2019.
BACA JUGA: Pemprov Jatim Harapkan Sampah Hasilkan Listrik
Selama ini rata-rata dari sebelas pabrik kertas, delapan diantaranya memiliki limbah plastik yang tersisa dari bahan baku. Meski tidak banyak, hanya 0,1 persen dari total bahan baku yang digunakan, namun hasilnya cukup membantu mengurangi beban listrik dari energi non fosil.
"Dinas ESDM meminta kepada perusahaan itu untuk mengembangkan mesin yang dinamakan pirolisis. Itu bisa mengolah plastik menjadikan minyak yang bisa menjadi energi listrik," ungkapnya.
Selain meminta pabrik kertas yang ada di Jawa Timur untuk membuat pembangkit listrik tenaga sampah, pemprov juga membidik hal serupa di delapan kluster. Yakni di Surabaya, Madiun, Malang, Jember, Probolinggo, Banyuwangi, dan Kediri. Setidaknya ada satu perusahaan yang membuat pembangkit listrik tenaga sampah di setiap kluster.
BACA JUGA: Khofifah: Perlu Dipikir Bersama Penggunaan Kertas Bekas untuk Industri
"Dari delapam kluster tersebut akan kita dorong untuk menumbuhkan pembangkit listrik tenaga sampah baru dari sampah-sampah itu," ungkapnya.
Setiajid berharap dengan begitu target sesuai rencana umum energi daerah 16,8 mega watt di 2025, dan 2050 sekitar 50,6 mega watt terpenuhi.
Sementara itu, Anggota Komisi D DPRD Jatim, Aliyadi Mustofa berharap, pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah bisa juga dibangun di Madura. "Saya berharap jika bu gubernur ingin mengembangkan pembangkit listrik tenaga sampah bisa dikembangkan di Madura. Karena untuk pemenuhan listrik bagi masyarakat Madura belum merata," kata Aliyadi.
Masih ada masyarakat di wilayah kepulauan di Madura khususnya di Sumenep belum menikmati aliran listrik. Hampir 35 persen masyarakat Sampang belum bisa menikmati listrik secara baik.