Logo

Melihat Sekolah Rakyat Tuban, Memperbaiki Hidup dengan Pendidikan

Reporter:,Editor:

Kamis, 14 August 2025 08:20 UTC

Melihat Sekolah Rakyat Tuban, Memperbaiki Hidup dengan Pendidikan

Suasana haru saat para orang tua harus rela melepas anaknya di Sekolah Rakyat Tuban yang menempati Balai Latihan Kerja (BLK) Tuban, Kamis siang, 14 Agustus 2025, Foto: Zidni Ilman

JATIMNET.COM, Tuban – Di bawah terik matahari Kamis siang, 14 Agustus 2025, halaman Balai Latihan Kerja (BLK) Tuban tampak ramai.

Kursi-kursi tersusun rapi, suara riuh rendah bercampur dengan musik pengiring yang mengalun pelan. Di deretan depan, duduk puluhan wali murid dengan tatapan asa.

Hari itu, Kabupaten Tuban meresmikan Sekolah Rakyat, sebuah program pendidikan dari pemerintah pusat berasrama yang dikhususkan untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu.

Di Bumi Wali ini, sebanyak 50 siswa terpilih memulai perjalanan baru. Mereka terbagi dalam dua rombongan belajar (rombel), yakni 25 jenjang SMP dan 25 jenjanh SMA.

Di tengah suasana peresmian yang penuh semangat itu, seorang ibu tak bisa menahan air matanya jatuh. Ia adalah Lasmijah, 46 tahun, warga Desa Cempokorejo, Kecamatan Palang. Sehari-hari ia bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan tak menentu.

BACA: Kemensos Pastikan Realisasi Pengadaan 15.000 Laptop Bagi Siswa Sekolah Rakyat

Hari itu, ia resmi melepas putranya, Ali Nur Hasan, untuk tinggal di asrama Sekolah Rakyat jenjang SMA.

"Senang bisa sekolah rakyat di sini, karena kalau saya sekolahkan tidak ada biaya. Meski sedih harus melepas putra, saya bahagia. Demi masa depan anak saya lebih baik dan sukses," ujarnya dengan suara bergetar, sesekali menyeka air matanya.

Bagi ibu kelahiran 1979 itu, kepergian Ali ke asrama bukan sekadar jarak fisik. Itu adalah tanda bahwa ia menyerahkan masa depan putranya ke tangan para guru dan pengasuh. Ada rasa rindu yang pasti akan datang, tapi juga keyakinan bahwa keputusan ini adalah yang terbaik.

Di wajah para orang tua, termasuk Lasmijah, terlihat jelas sebuah keyakinan, bahwa pendidikan adalah jalan keluar dari kemiskinan, dan sekolah rakyat adalah pintu menuju masa depan yang lebih baik.

"Saya sangat tertolong sekali dengan sekolah rakyat ini," ucapnya.

BACA: Sementara Menempati BLK, Pemkab Tuban Siapkan Lahan Sekolah Rakyat 5 Hektar
Pun demikian bagi para siswa, meninggalkan rumah mungkin terasa berat. Namun di balik perasaan itu, tersimpan harapan yang menyala. Mereka kini berada di lingkungan dengan fasilitas dan pendampingan yang memadai, serta dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat.

"Alhamdulillah mas, meski sedih berpisah sama orang tua, saya tetap kudu (harus) semangat," ucap Ali

Di saat yang sama, Wakil Bupati Tuban Joko Sarwono mengatakan sasaran SR ini jelas dari masyarakat Kota Legen yang kurang mampu dengan penilaian indikator dari berbagai sisi.

"Kita ini mengambil dari warga masyarakat yang kurang mampu. Indikatornya jelas, dari sisi penghasilan, pekerjaan, dan sebagainya. Harapannya, pendidikan di sini dapat memutus mata rantai kemiskinan itu. Orang tua tadi kita berikan semangat untuk terus ikhlas mempercayakannya kepada para pengasuh," ucapnya.

Suasana haru saat para orang tua harus rela melepas anaknya di Sekolah Rakyat Tuban yang menempati Balai Latihan Kerja (BLK) Tuban, Kamis siang, 14 Agustus 2025, Foto: Zidni Ilman


Ia menekankan bahwa sekolah rakyat adalah tempat di mana anak-anak bukan hanya belajar materi pelajaran, tetapi juga membangun karakter.

"Dengan mekanisme asrama, anak-anak akan belajar kemandirian. Untuk di Tuban, kita ada dua rombel, satu SMP dan satu SMA. Semoga kepercayaan ini dijaga bersama," katanya.

Hal senada dikatakan Sekretaris Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Beni Sujanto yang hadir dan menjelaskan bahwa pola asrama di Sekolah Rakyat tidak sama dengan kedisiplinan ala sekolah militer.

"Ini bukan sekolah militer, tapi tujuannya membangun karakter, emosional, spiritual, kognitif, psikomotorik. Kurikulumnya sudah disusun sesuai standar pendidikan nasional dengan penguatan di pembentukan karakter," katanya.

BACA: Terpilih jadi Mitra INOVASI, Tuban Siap Genjot Peningkatan Kualitas Pendidikan Dasar

Beni juga menekankan pentingnya keamanan dan kenyamanan siswa. Sejak awal, pihak sekolah dan orang tua sudah menyepakati langkah-langkah untuk mencegah perundungan (bullying) maupun kekerasan dalam bentuk apapun.

"Kami akan bekerja sama dengan lembaga perlindungan anak, kepolisian, tenaga kesehatan, dan psikolog. Semua harus saling memonitor, saling memantau," kata Beni.

Suasana haru saat orang tua harus rela melepas anaknya di Sekolah Rakyat Tuban yang menempati Balai Latihan Kerja (BLK) Tuban, Kamis siang, 14 Agustus 2025, Foto: Zidni Ilman


Aturan kunjungan pun dibuat jelas. Orang tua hanya dapat bertemu anak pada jam dan hari tertentu, dengan pendampingan guru serta wali asrama. Tujuannya, menjaga keseimbangan antara ikatan keluarga dan fokus belajar anak.

Dari sisi tenaga pendidik, menurut Beni, SR Tuban cukup mumpuni. Ada 19 guru, dibantu empat pengasuh putra, dan enam pengasuh putri yang akan mendampingi siswa selama 24 jam.

Mereka bukan hanya pengajar, tapi juga pendamping yang akan mengisi peran orang tua selama anak-anak tinggal di asrama.