Logo

Melihat di Balik Kemandirian Usaha Napi dalam Budidaya Lele di Lapas

Reporter:,Editor:

Senin, 22 February 2021 05:00 UTC

Melihat di Balik Kemandirian Usaha Napi dalam Budidaya Lele di Lapas

Kalapas Klas IIB Mojokerto Dedi Cahyadi, bersama Kakanwil Jawa Timur dan forkopimda saat memasukkan ribuan benih lele untuk budidaya puluhan napi. Foto : Karin

JATIMNER.COM, Mojokerto - Puluhan narapidana atau Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Klas IIB Mojokerto mendapat pelatihan dan pembinaan usaha kemandirian budidaya ikan lele dan tanaman hias di tengah pandemi Covid-19.

Pelatihan usaha yang berbasis manajemen bisnis itu, dipusatkan di lahan tidur milik Lapas yang berada di luar tembok jeruji. Yakni, berada di lahan rumah dinas Kalapas yang sudah tak produktif, untuk dijadikan sarana asimilasi edukasi.

Terdapat 20 kolam bioflog dengan 9 ribu benih lele yang ditabur di lahan seluas 180 meter persegi. Sedangkan, dua kolam bioflog berada di dalam lingkungan blok Lapas.

Kalapas Klas IIB Mojokerto Dedy Cahyadi menjelaskan, melakukan atau memberikan upaya pemandirian terhadap WBP agar ke depan bisa berwiraswasta. Sebab, kembali kembali ke lingkungan tempat tinggalnya, usai menghabiskan masa tahanan, tidak menjadi residivis atau melakukan tindak kejahatan.

Baca Juga: Penyelundupan Narkoba di Penjara Digagalkan Petugas Lapas

Justru sebaliknya, menjadi masyarakat lebih baik dengan berwiraswasta membuka usaha sendiri. “Ini salah satu langkah kemandirian, dan juga membangun citra positif hingga kepercayaan diri untuk napi itu sendiri ke depannya, saat sudah kembali ke keluarganya dan berada di tengah-tengah masyarakat,” ujar Dedy, Senin 22 Februari 2021

Dedy menyebut, lahan tidur memang sengaja diolah sedemikian hingga menjadi lahan produktif untuk sarana asimilasi edukasi napi sebelum terjun ke tengah masyarakat. Jadi tak hanya sekadar pemenuhan kwantitas saja. Melainkan juga kwalitas pembinaan narapidana hingga mendapatkan income, dengan sistematis.

"Bukan sekadar menggugurkan kewajiban, atau sekadar hanya formalitas saja. Tapi input, maupun output kegiatan harus jelas. Bahkan sampai outcome dan income nya otomatis harus ada, makanya ada manajemen," ia menegaskan.

Dedi mengatakan, dalam budidaya ribuan benih lele dan tanaman hias ini dilakukan secara bergiliran. Sehingga tak semua, WBP bisa melakukan aktivitas budidaya lele di luar blok Lapas setiap hari.

Baca Juga: 200 Orang di Lapas Surabaya Jalani Tes Usap

"Mengelola bergantian, tidak tiap hari. Awal ini kita isi minimal 1.000 sampai 1.500 benih lele dalam satu kolam," katanya.

Pihaknya memiliki target usaha budidaya lele, bisa mencapai luar Lapas atau masyarakat sekitar. Lantaran, posisi Lapas berada di tengah Kota Mojokerto dan berada dekat dengan Pasar Tanjung Raya.

"Kalau berputar nanti harus tiga sampai empat hari panen. Utamanya untuk pemenuhan menu napi sendiri, soalnya dalam seminggu 18 kali haruslah ikan segar. Terus deket dengan pasar, jadi nanti juga ditempel keterangan dijual untuk masyarakat juga," harapanya.

Mantan Karutan Klas 1A Depok Jawa Barat ini menambahkan, pihaknya tak serta merta begitu saja mengijinkan WBP ikut serta dalam  program pembinaan kemandirian usaha.

Baca Juga: Sembuh Dari Covid-19, 47 WBP Lapas Surabaya Dikembalikan Ke Blok Hunian

Ratusan napi haruslah melalui profiling (pembuatan profil) untuk menentukan minat bakat, kemampuan, dan daya tangkap dalam suatu bidang.

Sebelumnya, sebanyak 30 WBP ini sudah mengikuti pelatihan budidaya lele di Balai Pelatihan Kerja (BLK) Mojokerto. "Jumlah warga binaan banyak mencapai 800 jiwa, dan harus selektif memberikan jenis pembinaan kemandirian. Utamanya menjelang proses reintegrasi, agar tak menjadi residivis," pungkasnya.

Salah satu WBP, Samsudin yang terkena putusan empat tahun enam bulan dalam perkara narkoba ini, merasa bahagia lantaran bisa masuk dalam program pembudidayaan lele dan tanaman hias dalam program asimilasi.

"Saya masuk program asimilasi, jadi sebelum waktu asimilasi saya keluar. Alhamdulilah diajarin budidaya lele, dibelajari dulu usaha secara mandiri di sini. Bahkan akan ada premi yang nantinya saya dapat ketika panen dan terjual nanti," akunya yang cukup merasa terbantu untuk pemulihan psikologi diri sebelum menghirup udara segar.