Selasa, 08 July 2025 05:00 UTC
Yesi Aprillia aktivis perempuan muda bidang kesehatan dan remaja asal Jombang . Foto: Dokumen Pribadi
JATIMNET.COM, Jombang - Aktivis kesehatan mental, Yesi Aprillia menanggapi maraknya kasus percobaan bunuh diri di wilayah Kota Santri.
Ia merasa prihatin dengan dua kejadian percobaan bunuh diri selama beberapa hari terakhir. Pertama, dilakukan seorang pemuda berinisial MA (20), warga Mojoagung. MA nekat melompat ke sumur karena diduga depresi setelah cintanya tak direstui pihak keluarga.
BACA: Tak Direstui Keluarga Pacar, Pemuda Ini Nekat Terjun ke Sumur, Begini Nasibnya
Kejadian kedua dialami seorang kakek berusia 83 tahun asal Kecamatan Megaluh yang ingin mengakhiri hidupnya dengan cara menusuk dadanya dengan sebilah pisau dapur. Aksi nekat itu dipicu penyakit kronis yang telah dideritanya selama beberapa tahun tak kunjung sembuh.
"Kekhawatiran kasus itu adalah bukti kesehatan psikologis di semua usia masih terabaikan, terutama pada kalangan muda dan lansia (lanjut usia),“ ujar Yesi.
“Kegagalan asmara bisa menjadi pukulan berat bagi generasi muda yang belum memiliki mekanisme koping sehat," jelas mantan Ketua PIK-M Unipdu dan aktivis Ruma Dara ini.
Mekanisme koping adalah cara yang digunakan individu untuk mengatasi, menyesuaikan diri, dan merespons situasi stres atau masalah yang dihadapi.
BACA: Depresi karena Sakit, Seorang Lansia di Jombang Mencoba Bunuh Diri
Perempuan yang aktif di organisasi Genre Jombang ini mengungkap faktor pemicu bunuh diri. Mulai dari malasah pribadi seperti asmara, pendidikan dan tekanan ekonomi beserta lingkungan tak mendukung.
Selain itu, penyakit berkepanjangan juga menyebabkan depresi hingga penderita nekat ingin mengakhiri hidupnya sendiri..
"Seperti penyakit kronis itu membuat lansia rentan depresi. Mereka butuh pendampingan emosional intensif dari keluarga,” katanya.
“Di sini peran serta keluarga sangat penting termasuk menciptakan ruang koordinasi maupun dialog agar dapat mencari bantuan profesional jika diperlukan," sambungnya Yesi.
Aktivis berkerudung ini berharap sinergi antara pemerintah daerah, lembaga pendidikan, komunitas untuk edukasi kesehatan mental terus ditingkatkan.
BACA: Diduga Bunuh Diri, Pria Lompat ke Sungai Rolak Songo Mojokerto
Pemerintah diharapkan tetap selalu memberikan layanan konseling seperti diterapkan di program pendampingan khusus kelompok rentan (remaja dan lansia)
"Kesehatan mental bukan hal sepele. Dengan kepedulian bersama, kita bisa cegah kasus serupa di masa depan. Hal seperti itu dapat menjadi alarm untuk semua pihak di tengah masyarakat Jombang yang selama ini kerap terabaikan," pungkasnya.