Senin, 23 November 2020 14:20 UTC
BAJU HAZMAT. Ibu-ibu mantan pekerja migran atau TKW memberikan bantuan baju pelindung Covid-199 untuk petugas PMI Jember, Senin, 23 November 2020. Foto: Humas PMI Jember
JATIMNET.COM, Jember – Kabar petugas Palang Merah Indonesia (PMI) Jember yang sempat kehabisan baju pelindung Covid-19 mengundang keprihatinan berbagai pihak. Salah satunya dari komunitas ibu-ibu mantan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Desa Dukuh Dempok, Kecamatan Wuluhan, Jember.
Komunitas yang tergabung dalam Desa Peduli Buruh Migran (Desbumi) ini memberikan donasi Alat Pelindung Diri (APD) berupa baju pengaman dari bajam berbahaya atau hazerdous materials (hazmat) kepada PMI Jember, Senin, 23 November 2020.
Mendapat tawaran donasi baju hazmat 50 unit, tim mobil ambulans jenazah PMI Jember langsung meluncur ke lokasi yang berjarak sekitar 38 kilometer dari pusat kota Jember.
BACA JUGA: Sempat Habis, PMI Jember Terima Bantuan Baju Pengaman Pengantaran Jenazah Covid
“Kita dari Desbumi membaca dari media online bahwa PMI Jember tidak bisa bertugas karena stok baju habis. Kami prihatin sehingga turut tergerak untuk membantu menyumbang APD ini,” ujar Koordinator Desbumi, Jumiatun, usai memberikan bantuan kepada PMI Jember.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, petugas mobil ambulans jenazah PMI Jember sempat menghentikan layanan pengantaran jenazah pasien yang dimakamkan dengan protokol Covid-19. Hal itu karena stok baju hazmat milik PMI Jember habis. Namun kemudian datang bantuan baju hazmat dari donatur.
Jumiatun mengatakan para anggota Desbumi langsung tergerak setelah mendapatkan kabar tersebut. Sebab, mereka memahami pentingnya baju hazmat dan peran relawan PMI Jember dalam penanganan pandemi Covid-19.
Selain swadaya untuk membeli bahan, baju APD yang disumbang merupakan hasil karya para anggota Desbumi. Kebetulan, para mantan pekerja migran ini sebelumnya telah mendapat pelatihan khusus untuk menjahit baju hazmat.
“Kita pernah mendapat pelatihan dan tutorial dari Kementerian Tenaga Kerja dan Migrant Care untuk usaha konveksi. Agar mantan TKW ini bisa menjalankan usaha,” kata Jumiatun.
Merasa pernah mendapat bantuan, para anggota Desbumi menularkan kebaikan tersebut kepada pihak lain, yakni PMI Jember. “Ini salah satu bentuk kepedulian kami untuk bisa ikut berjuang melawan Covid-19. Semoga bisa mendorong donatur yang lain," kata Jumiatun.
BACA JUGA: Rekor, Petugas PMI Jember Antar Lima Jenazah Dalam 24 Jam ke Berbagai Penjuru
Mendapat bantuan tersebut, PMI Jember menyatakan terima kasih. “Kami memang sangat membutuhkan APD ini untuk menjalankan tugas penjemputan dan pengantaran jenazah sesuai protokol Covid, dari rumah sakit menuju pemakaman,” ujar Humas PMI Jember Ghufron Eviyan Efendi usai menerima bantuan.
Sesuai protokol yang berlaku, setiap petugas yang berkaitan dengan pasien maupun jenazah Covid-19 wajib mengenakan baju hazmat yang merupakan APD tingkat tertinggi.
Baju hazmat sekali pakai dan harus segera dimusnahkan usai digunakan petugas.
“Dengan ada APD baju hazmat ini, kita langsung bergerak untuk bertugas. Kebetulan setelah ini kita mendapat permintaan pengantaran jenazah dari rumah sakit,” kata Ghufron.
Permintaan pengantaran jenazah yang diterima PMI Jember cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir. Karena itu, kebutuhan baju hazmat yang diperlukan relawan juga tinggi.
“Sehari bisa lima sampai enam kali mengantar. Sekali bertugas, minimal ada dua APD yang dipakai,” tutur Ghufron.
Ia berharap seluruh masyarakat turut serta berperan dalam penanganan Covid-19 dengan menjalani protokol kesehatan berupa memakai masker, menjaga jarak, dan rutin mencuci tangan menggunakan sabun cair atau hand sanitizer. “Demi kesehatan dan keselamatan kita bersama. Agar pandemi ini segera berakhir,” kata Ghufron.
