Logo

Mahasiswa Ponorogo Saling Dorong dengan Polisi, Paksa Masuk Gedung DPRD

Reporter:,Editor:

Rabu, 25 September 2019 08:42 UTC

Mahasiswa Ponorogo Saling Dorong dengan Polisi, Paksa Masuk Gedung DPRD

SARTIRE. Mahasiswa Ponorogo menggelar aksi dengan membentangkan poster bernada sindiran kepada wakil rakyat. Foto: Gayuh Satria.

JATIMNET.COM, Ponorogo – Nyaris ricuh aksi demontrasi mahasiswa di depan gedung DPRD Ponorogo. Aksi yang diikuti sekitar 500-an mahasiswa dari beberapa universitas memaksa masuk gedung DPRD Ponorogo, Rabu 25 September 2019.

Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Ponorogo itu saling dorong dengan petugas kepolisian di depan gedung. Aksi dorong ini untuk menemui anggota DPRD yang menuntut peninjauan kembali revisi RKUHP dan UU KPK.

Dalam kesempatan itu, sejumlah mahasiswa bersorak dan menyanyikan yel-yel sebagai semangat demokrasi. Beberapa di antaranya mencoba menenangkan teman-temannya agar tidak berbuat anarkis dan merusak fasilitas gedung dewan.

BACA JUGA: Ketua DPRD Jatim Sementara Janji Teruskan Aspirasi Mahasiswa

Beberapa di antaranya membentangkan poster bertuliskan nada sartire namun menggelitik. Seperti “Gincu abang percuma duwite rakyat”, “Jangan sahkan RUU KPK, sahkan saja aku dengan dia” dan masih banyak lagi untuk menyindir para anggota dewan.

“Mininjau ulang RUU KUHP, segera menuntaskan kasus karhutla, hapus dan tuntaskan isu diskriminasi dan rasisme di Indonesia. Kam juga menuntut adanya forum perdamaian di Papua,” kata koordinator aksi Amrulloh Iqbal, Rabu 25 September 2019.

Iqbal dan mahasiswa lainnya juga merasa kecewa dengan salah satu wakil rakyat Ponorogo fraksi PKB Ibnu Multazam yang menjadi salah satu pengusul revisi UU KPK. Ia memberi waktu 7x24 jam, jika tuntutannya tidak dikonfirmasi mereka akan datang dengan massa yang lebih besar.

BACA JUGA: Ratusan Mahasiswa Untag dan Unitomo Siapkan Aksi di Tengah Jadwal Kuliah

Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Ponorogo sementara, Sunarto menuturkan ia bersama tujuh fraksi sepakat dengan tuntutan mahasiswa. Menurutnya perlu adanya kajian ulang terhadap revisi UU tersebut.

“Kami mengapresiasi kawan-kawan mahasiswa sebagai bentuk penghormatan proses demokrasi. Karena aspirasi itu bagian dari demokrasi,” tutur Sunarto disela-sela menemui mahasiswa.