Minggu, 29 December 2019 05:45 UTC
Ketua DPC PDIP Jember Arif Wibowo. Foto: Faizin
JATIMNET.COM, Jember - Sebanyak 12 nama yang dinyatakan lolos dalam tahap penjaringan bakal calon bupati yang diusung PDI Perjuangan Jember di Pilkada 2020. Dari 12 nama tersebut, salah satunya adalah kandidat petahana alias bupati Jember saat ini, dr Faida.
Namun, Faida yang sehari sebelumnya baru saja "digempur" dengan hak angket di DPRD, tidak terlihat dalam acara yang digelar DPC PDIP Jember tersebut. Ketua DPC PDIP Jember Arif Wibowo saat dikonfirmasi menyampaikan, ketidakhadiran bakal calon akan memengaruhi kelanjutan proses pencalonan mereka selanjutnya.
"Yang tidak hadir berarti tidak penting. Kalau yang hadir, berarti menganggap penting. Ya sudah itu saja," ujar Arif panggilan akrabnya yang juga Wasekjen DPP PDIP, Sabtu 29 Desember 2019.
Arif sendiri berkali-kali menggunakan frasa "tidak penting" bagi bakal calon yang tidak hadir. "Saya kan hanya menggunakan istilah yang lagi viral di masyarakat," katanya.
BACA JUGA: Golkar Jatim Tunggu Survei Sebelum Melangkah di Pilkada 2020
Istilah "tidak penting" sejak dua hari belakangan ini menjadi viral, mengacu pada pernyataan Bupati Jember, dr Faida ketika ditanya salah satu tv lokal di Jember. Saat itu, Faida ditanya tentang tanggapannya seputar hak interpelasi oleh DPRD Jember.
Sembari berlalu, Faida hanya menyebut bahwa hal itu tidak penting. Kontan saja, pernyataan itu menyinggung beberapa anggota DPRD Jember karena dianggap sebagai pelecehan parlemen. Akibatnya, Jumat 27 Desember 2019, DPRD Jember secara bulat, menaikkan "kritikan" dari interpelasi menjadi hak angket kepada bupati Jember.
Sebagai catatan, PDIP merupakan salah satu partai pengusung utama Faida saat memenangi Pilbup 2015 lalu. Namun PDIP justru menjadi motor utama dalam proses pengusulan hak interpelasi yang kemudian berujung pada hak angket di DPRD Jember.
Bahkan, beberapa hari sebelum proses hak interpelasi, Sekretaris DPC PDIP Jember, Bambang Wahjoe secara terbuka meminta maaf kepada publik Jember karena merasa telah "salah" menjadikan Faida sebagai bupati Jember.
BACA JUGA: PDI Perjuangan Dukung Interpelasi pada Bupati Jember Faida
Arif sendiri menyebut partainya akan lebih selektif lagi dalam mengusung kandidat di Pilkada 2020. "Kita akan pegang komitmennya terhadap partai. Mesin partai juga akan bergerak optimal dalam pemenangan," ujar anggota DPR RI komisi 2 ini.
PDIP sendiri memiliki 7 kursi -sama dengan Gerindra- di DPRD Jember. Kedua partai ini memperoleh kursi terbanyak kedua, di bawah PKB dan Nasdem yang sama-sama memperoleh 8 kursi.
Adapun syarat pasangan kandidat maju dalam Pilbup Jember, antara lain harus mengantongi minimal 10 kursi di parlemen. Dengan demikian, dalam Pilbup Jember 2020 mendatang, tidak ada satupun partai yang bisa maju tanpa berkoalisi dengan yang lain