Kamis, 17 February 2022 23:40 UTC
Salah satu warga binaan pemasyarakatan yang ada di Lapas Kelas I Surabaya di Porong, Kabupaten Sidoarjo saat bekerja di meubel atau furniture yang ada di Lapas, Kamis 17 Februari 2022. Foto: Humas Kanwil Kemenkumham Jatim
JATIMNET.COM, Sidoarjo – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Surabaya menggenjot pembinaan kemandirian untuk Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Terbaru, Lapas yang dipimpin Gun Gun Gunawan itu menggandeng Balai Latihan Kerja (BLK) Sidoarjo untuk mencetak 300 warga binaan terampil
“Ada lima jenis pelatihan singkat yang diprogramkan,” ujar Plt Kanwil Kemenkumham Jatim Wisnu Nugroho Dewanto kepada JurnalKumham, Kamis 17 Februari 2022.
Kelima jenis pelatihan itu diantaranya adalah pelatihan bangunan kayu, batu, pengelasan, sablon dan penjahitan. Mereka akan mengikuti pelatihan baik teori maupun praktik selama 14 hari. “Setiap harinya akan ada 3 jam pelajaran,” ujar Wisnu.
Di akhir pelatihan, lanjut Wisnu, warga binaan yang terlibat akan mendapatkan sertifikat keterampilan. Yang bisa dijadikan bukti atau penunjang lamaran pekerjaan ketika warga binaan bebas nanti. Untuk itu, pihaknya tidak sembarangan memilih warga binaan yang akan diikutkan pelatihan.
Baca Juga: Antisipasi Gangguan Kamtib, Blok Hunian Lapas Sidoarjo Digeledah
“Tentunya ada penilaian dari tim dari Bapas maupn Lapas, apakah warga binaan bisa mengikuti kegiatan pelatihan atau tidak,” Wisnu menerangkan.
Sementara, Kalapas Surabaya Gun Gun Gunawan menyatakan bahwa pelatihan ini akan dioptimalkan pihaknya untuk mengembangkan potensi, minat, bakat dan keterampilan warga binaannya. Selain itu, pihak lapas juga akan menambahkan materi kewirausahaan.
“Warga binaan kami ajari bagaimana melihat prospek bisnis ke depan hingga bagaimana mendapatkan dan mengelola modal,” kata Gun Gun Gunawan yang juga menjabat sebagai Plt. Kadivpas Jatim.
Gun Gun menyebutkan bahwa, saat ini ada 2.041 warga binaan di Lapas Surabaya yang terletak di Desa Kebon Agung, Kecamatan Porong itu. Sehingga, lanjut kata Gun Gun, tidak akan sulit mencari warga binaan yang mau mengikuti pelatihan.
“Kami prioritaskan warga binaan dengan vonis sebagai pengguna narkotika, agar mereka punya kesibukan sekaligus punya bekal saat bebas nanti,” Gun Gun Gunawan memungkasi.