Sabtu, 18 August 2018 14:07 UTC
Ilustrasi Gunung Anak Krakatau. Ilustrator: Chepy.
JATIMNET.COM, Yogyakarta – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan muncul kubah lava baru di puncak Gunung Merapi.
“Munculnya kubah lava menandai fase erupsi magmatik Gunung Merapi dimulai dengan erupsi cenderung bersifat efusif,” tulisan Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam siaran pers, Sabtu 18 Agustus 2018.
Temuan kubah baru itu, ia mengatakan, bermula dari tanggal 12 Agustus lalu saat survei drone memperlihatkan adanya material baru di tengah rekahan kubah lava paska 2010. Lalu, pada tanggal 18 Agustus dilakukan pengecekan langsung ke puncak. Hasilnya, dipastikan ada kubah lava baru dengan dimensi panjang 55 meter dan lebar 25 meter dengan ketinggian sekitar 5 meter dari permukaan kubah 2010.
“Kubah lava (baru) diperkirakan muncul sekitar tanggal 11 Agustus 2018,” katanya.
Menurut dia, kemunculan kubah baru itu merupakan rangkaian letusan freatik pada 11 Mei-1 Juni 2018 lalu. Meski munculnya kubah lava baru itu menandai fase erupsi magmatik, tingkat aktivitas Merapi masih tetap berstatus Waspada.
Tapi, ia melanjutkan, masyarakat diminta tak beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari puncak Merapi. Penduduk yang berada di Kawasan Rawan Bencana III diimbau meningkatkan kewaspadaan.
Menyusul siaran BPPTKG itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman mulai meningkatkan kewaspadaan.
“Atas rekomendasi aktivitas Gunung Merapi dari BPPTKG tersebut, BPBD Sleman langsung meningkatkan kewaspadaan mulai malam ini,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan di Sleman, seperti dikutip dari Antara.
Ia mengatakan akan terus memantau setiap perkembangan aktivitas Gunung Merapi. BPBD Sleman tetap proporsional menyikapi perkembangan Merapi dan tidak menyepelekan.