Selasa, 23 July 2019 10:43 UTC
ANTAR PULAU: Kapal angkutan penumpang dan barang antar pulau di Pelabuhan Tanjung Tembaga, Probolinggo. Foto: Zulkiflie.
JATIMNET.COM, Probolinggo – Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Klas IV Probolinggo, mengimbau nelayan kapal besar maupun kecil agar berhati-hati saat berlayar.
Hal itu dilakukan, menyusul keluarnya peringatan dini terkait tinggi gelombang, di sejumlah perairan nusantara salah satunya di laut utara Jawa Timur, oleh BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) per tanggal 23 hingga 26 juli 2019.
Dari rilis BMKG per tanggal 23 Juli 2019, disebutkan kondisi tinggi gelombang di Laut Jawa berada di kisaran 1,25 hingga 2,50 meter atau waspada.
BACA JUGA: Delapan Hektare Bukit Bentar Ludes Dilalap Api
Kepada Jatimnet, Kepala KSOP Klas IV Probolinggo, Subuh menyebut untuk kondisi tinggi gelombang di perairan laut utara Probolinggo sendiri, saat ini berada di kisaran 0,5 hingga 1,5 meter. Subuh menjelaskan, jika pihaknya telah memberikan imbaun langsung kepada para nelayan serta nahkoda kapal penyeberangan antar pulau setempat
Namun demikian, dikatakan Subuh bahwa KSOP belum melarang aktivitas pelayaran kapal penyeberangan antar pulau. Sementara kapal besar atau tujuan perjalanan jauh, akan disesuaikan dengan kondisi cuaca.
“Kalo kondisi perairan laut utara Probolinggo saat ini masih normal, hanya saja KSOP akan terus melakukan pemantauan seiring perkembangan kondisi cuaca dan gelombang terbaru,” jelas Subuh, Selasa 23 Juli 2019.
BACA JUGA: KPU Tetapkan 30 Anggota DPRD Terpilih Kota Probolinggo
Sebagai informasi, jumlah nelayan di Probolinggo ada sekitar 4 ribu orang, meliputi 1.410 nelayan kapal kecil dan 400 nelayan kapal besar.
Lanjut Subuh, imbauan tak hanya berlaku bagi nelayan laut utara Jawa. Akan tetapi, juga diberikan terhadap para nelayan di laut selatan Jawa, atau perairan laut Prigi, Trenggalek dimana ada sekitar 200 kapal nelayan.
Untuk nelayan setempat, Subuh mengimbau agar kapal yang berada di bawah 7 GT, tidak terlalu jauh berlayar. Disamping itu, Subuh meminta agar nelayan dan masyarakat sekitar tetap mengikuti informasi resmi dari BMKG.
“Kami imbau masyarakat tidak mudah percaya, dengan informasi-informasi yang belum jelas kebenarannya. Tetap ikuti informasi resmi dari BMKG, utamanya soal isu potensi gempa megathrus di selatan Jawa,” jelas Subuh.