Selasa, 12 November 2019 03:55 UTC
Infografis: Gilas Audi
MESKIPUN belum ada startup di Koridor Co-working Space yang berstatus unicorn (bisnis rintisan dengan kapitalisasi lebih dari USD 1 Miliar), tapi sampai sekarang mereka terpantau sudah bisa monetizing atau menghasilkan uang. Pemkot sebagai pengelola Koridor berusaha mengakselerasi bisnis mereka ini.
Oleh sebab itu mentoring menjadi penting. Misalnya mentoring tentang bagaimana cara presentasi yang menarik agar investor tertarik berinvestasi. Kemudian memberi pengetahuan tentang berbagai isu, misalnya soal pentingnya legalitas startup. "Mentoring kami lakukan di Sabtu-Minggu terakhir setiap bulan," kata Kepala Bagian Sub Layanan Informasi Pemkot Surabaya Yanuar Hermawan beberapa waktu lalu kepada jatimnet.com.
Kendala bisnis rintisan ini utamanya pada persoalan pemasaran yang masih lemah. Mereka memang kuat di bidang teknologi. Ide-ide produknya juga bagus. Oleh sebab itu perlu ruang untuk diskusi buat mereka. Para pemain startup ini menggunakan koridor sebagai officeless untuk bertemu klien atau investor. "Kami (Pemkot) hanya fasilitator, mewadahi. Tidak masuk agreement ke B to B (Business to Business)," ujarnya.
Koridor diluncurkan Pemkot Surabaya pada 2017 lalu. Tempat kongkow entrepreneur muda Surabaya ini didirikan untuk mengembangkan bisnis kawula muda berbasis teknologi digital. Tahun ini sebanyak 65 resident memanfaatkannya dan sebanyak 52.026 pengunjung sepanjang 2019 ini. INFO
