Logo
Penonton Jangan Jadi KGB

Komentar Soesilo Toer Soal Film Bumi Manusia

Reporter:,Editor:

Selasa, 27 November 2018 07:45 UTC

Komentar Soesilo Toer Soal Film Bumi Manusia

Soesilo Toer dalam diskusi di Cafe Oase di Malang 26 November 2018. Foto: Dyah Ayu

JATIMNET.COM, Malang – Soesilo Toer mempersilakan para penonton untuk menjadi juri film “Bumi Manusia” yang diangkat dari mahakarya kakaknya Pramoedya Ananta Toer, buku pertama dari Tetralogi Buru. Soesilo Toer memuji Hanung Bramantyo sebagai sutradara film yang berani.

“Saya pernah dengar Bumi Manusia akan difilmkan oleh sutradara Bramantyo itu,” kata Soesilo dalam sebuah diskusi di Malang Senin 26 November 2018.

Dia mendengar beragam kabar, salah satunya bahwa film itu akan lebih fokus pada kisah roman antara Minke dan Annelies, tokoh dalam novel yang ditulis ketika Pram sedang berada di Pulau Buru.

Sedangkan menurut laki laki jebolan S3 di Rusia ini, kisah dalam vovel yang dicetak dalam 43 bahasa di seluruh dunia ini sangat kompleks dan tak bisa difilmkan hanya sekali putar saja. “Kalau menurut saya, jika buku itu mau difilmkan tak cukup satu seri saja. Barangkali empat atau lima seri. Karena jika anda baca buku itu pertanyaanya sangat kompleks,” katanya.

Namun menurutnya, penilaian dari film itu nantinya tidak tergantung pada dirinya saja atau sutradara si pembuat film tapi juga penonton.

Hal itu juga disampaikan pada sekelompok mahasiswa yang sempat singgah di rumahnya di Blora beberapa saat lalu. Mereka datang untuk berdiskusi tentang film tersebut dengan Soesilo Toer. Hanya saja diskusi itu urung terjadi lantaran peserta diskusi belum membaca novel Pramoedya tersebut. “Gimana mau sharing kalau mereka belum baca bukunya,” katanya.

Dia pun mengingatkan para penonton untuk menilai sebuah karya dengan bekal pengetahuan yang cukup dan tidak menjadi KGB. “Jadi pendapat itu tergantung pada kita sendiri, tapi yang penting anda jangan jadi KGB, bukan KGB yang di Rusia (Komite Keamanan Negara) tapi  kritikus gede bacot,” lanjutnya berseloroh.

Laki-laki yang hingga kini masih rutin memulung sampah pada malam hari itu juga memberikan apresiasi pada sutaradara film, Hanung Bramantyo. Ia menilai Hanung adalah sosok pemberani lantaran berani memfilmkan novel yang sempat dilarang di era Orde Baru itu.

“Dia saya anggap berani, karena kenapa tidak ada sutradara lain yang berani? (memfilmkan) Kenapa dia? Ya itu karena dia berani. Soal hasilnya adalah tergantung pada penonton nanti, bukan dia,” katanya.

Film Bumi Manusia sudah mulai syuting pada pertengahan bulan Juli 2018 lalu dan lokasi pengambilan gambarnya dilaksanakan di dua negara, yaitu Indonesia (Yogjakarta dan Semarang) dan Belanda.