Senin, 11 August 2025 03:00 UTC
Pelatihan membuat mochi berbahan buah naga oleh mahasiswa KKN UGM dan ibu-ibu PKK di Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi. Foto: Mahasiswa KKN UGM
JATIMNET.COM, Banyuwangi – Pada bulan Juli 2025, beberapa mahasiswa tim KKN-PPM UGM Muncar Memancar memberikan sebuah pelatihan. Pelatihan ini merupakan bentuk inisiatif mahasiswa KKN-PPM UGM Muncar Memancar di Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, dalam mengembangkan potensi lokal yang berkelanjutan.
Kegiatan ini menyasar ibu-ibu PKK dan Kelompok Tani (Poktani) sebagai mitra utama dengan harapan dapat meningkatkan nilai tambah komoditas buah naga yang melimpah di wilayah tersebut.
Melalui pelatihan ini, masyarakat diberikan pemahaman bahwa buah naga tidak hanya dapat dikonsumsi langsung, tetapi juga memiliki potensi besar untuk diolah menjadi produk ekonomi kreatif yang bernilai jual tinggi.
Bagian pertama dari pelatihan difokuskan pada pemanfaatan daging buah naga sebagai bahan dasar olahan makanan. Peserta diajak untuk membuat mochi buah naga, kudapan kenyal yang dipadukan dengan cita rasa khas buah naga.
Selain itu, diajarkan pula cara membuat puding buah naga dengan tekstur lembut dan warna yang menggugah selera, serta gummy buah naga yang sangat cocok untuk cemilan sehat anak-anak.
BACA: KKN UGM Perkenalkan 3D Printing dari Plastik Daur Ulang dan Pembakar Minim Asap
Produk-produk ini tidak hanya memperkaya variasi olahan lokal, tetapi juga berpotensi dipasarkan sebagai produk unggulan desa.
Tak hanya daging buahnya, kulit buah naga yang selama ini dianggap limbah juga diolah menjadi produk yang bermanfaat. Dalam pelatihan ini, peserta diajarkan untuk membuat teh dan sirup dari kulit buah naga.
Teh ini memiliki cita rasa khas dan potensi kesehatan, sedangkan sirup bisa menjadi alternatif produk olahan alami yang sehat. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan nilai ekonomi buah naga secara keseluruhan, tetapi juga mendorong praktik zero waste yang ramah lingkungan.
Lebih jauh lagi, kulit buah naga yang tidak digunakan dalam pembuatan teh atau sirup kemudian diolah kembali menjadi Pupuk Organik Cair (POC).

Pelatihan membuat pupuk organik dari kulit buah naga oleh mahasiswa KKN UGM di Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi. Foto: Mahasiswa KKN UGM
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat Desa Wringinputih, baik dari sisi ekonomi maupun lingkungan.
Antusiasme peserta pelatihan menunjukkan bahwa inisiatif ini tidak hanya memberikan ilmu baru, tetapi juga membuka peluang ekonomi alternatif bagi masyarakat Desa Wringinputih.
BACA: Terima KKN-PPM UGM, Ini Harapan Camat Muncar Banyuwangi
Dengan adanya diversifikasi produk berbasis buah naga, diharapkan warga dapat mengembangkan usaha rumahan yang kreatif sekaligus berkelanjutan.
Program ini menjadi langkah kecil namun signifikan dalam mendukung kemandirian ekonomi desa dan memperkuat semangat kewirausahaan lokal berbasis potensi alam.
Selanjutnya, mahasiswa KKN-PPM UGM Muncar Memancar juga menginisiasi pembuatan website resmi Desa Wringinputih sebagai bentuk kontribusi nyata dalam pengembangan informasi dan promosi potensi desa.
Website https://wringinputihmuncar.com/ ini dirancang untuk menjadi pusat informasi digital yang mudah diakses oleh masyarakat luas, wisatawan, maupun pihak-pihak yang berkepentingan dalam pembangunan desa.
Di dalamnya, disediakan berbagai informasi penting terkait desa, termasuk sejarah singkat Wringinputih, booklet wisata digital, serta artikel yang bisa dibaca dan diunduh langsung oleh pengunjung situs.
Selain itu, website ini juga dibuat untuk promosi potensi pariwisata yang dimiliki oleh Desa Wringinputih. Beberapa destinasi unggulan yang diangkat dalam platform ini antara lain Istana Blekok, Pantai Cemara, Dermaga Selayar, Restorasi mangrove, Kebun Buah Naga, serta Taman Kili-Kili yang dikenal sebagai taman konservasi mangrove dengan ikonik menara pantau yang menjulang tinggi.
BACA: Beri Motivasi 2.764 Peserta KKN-BBM Unair, Ini Pesan Walkot Eri Cahyadi
Website juga menyoroti adanya kolaborasi strategis antara Desa Wringinputih dan Taman Nasional Alas Purwo yang membuka peluang ekowisata dan penelitian berbasis pelestarian lingkungan.
Tak hanya mengangkat sektor pariwisata, website desa ini juga menjadi wadah promosi bagi produk dan usaha mikro masyarakat lokal. UMKM seperti Teluk Biru Homestay, Queen Degan Jelly, dan UMKM Pang Pang turut ditampilkan dengan deskripsi usaha, produk unggulan, dan informasi kontak, sehingga dapat memperluas jangkauan pasar mereka.
Keberadaan fitur ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi desa melalui digitalisasi promosi dan pemasaran.
Dengan penyusunan konten yang sistematis, visual yang menarik, dan arah petunjuk yang mudah, website ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana dokumentasi, tetapi juga menjadi media interaktif untuk memperkuat identitas dan daya saing Desa Wringinputih.
Melalui platform ini, masyarakat desa memiliki alat yang kuat untuk menampilkan kekayaan lokal mereka ke dunia luar, serta meningkatkan potensi kolaborasi di bidang pariwisata, ekonomi, dan pelestarian alam.