
Reporter
A. BaehaqiJumat, 29 Mei 2020 - 13:20
Editor
Bruriy Susanto
MOBIL LAB. Mobil laboratorium uji Covid-19 bantuan BNPB saat tiba di Surabaya, Rabu, 27 Mei 2020. Mobil ini berisi layanan uji swab dengan metode PCR secara cepat. Foto: Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Foto: Dokumen
JATIMNET.COM, Surabaya - Hubungan antara Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim masih saja kurang harmonis. Kali ini mengenai kekisruhan soal mobil lab bio saftety level 2 bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dinilai Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini telah diserobot, dan dipindahkan ke daerah lain.
Hal itu mendapat tanggapan Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi, menurut dia dua mobil tes PCR itu sebenarnya sudah bertugas di Surabaya pada hari pertama kedatanganya, Rabu 27 Mei 2020. Yakni di Rumah Sakit Universitas Airlangga (Unair) dan Rumah Sakit Haji.
"Karena PCR itu ditujukan untuk mensubtitusi sementara Universitas Airlangga (ITD) yang PCR nya ada masalah. Jadi memang itu kita kirimkan ke Unair untuk melanjutkan PCR di sana. Sore saya koordinasi dengan kepala dinas kesehatan Kota Surabaya lalu diarahkan ke RS haji. Karena sudah sore hanya 10 spesimen," ujar Joni, Jumat 29 Mei 2020.
BACA JUGA: Risma Kecewa, Mobil Lab Covid-19 BNPB Dialihkan ke Daerah Lain
Berikutnya di hari kedua tanggal 28 Mei 2020, kata dia, mobil tersebut digerakkan ke Sidoarjo. Pertimbangannya, banyak antrean tes PCR di kabupaten tetangga Surabaya tersebut yang belum dilakukan tes. "Kami identifikasi Sidoarjo sudah menunggu lama, bahkan ada yang beberapa hari belum di PCR," katanya.
Setelah dari Sidoarjo, Joni yang juga Dirut RSUD Dr Soetomo itu mengaku tidak ada pesanan dari Pemkot Surabaya agar kedua mobil berada di kota pahlawan. Staf Dinas Kesehatan Surabaya yang ditugaskan berkordinasi dengan tim gugus tugas Covid-19 Jatim tidak menyampaikan jadwal di hari Jumat 29 Mei 2020.
Pihaknya pun lantas menjadwalkannya ke Lamongan dan Tulungagung setelah melewati diskusi dengan beberapa pihak. Mengingat Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di dua daerah itu cukup banyak.
Namun, ternyata pagi harinya, Jumat 29 Mei staf Dinas Kesehatan Surabaya justru meminta mobil tetap di kota pahlawan. "Saya sudah bilang besok saja karena sudah ada janjian sama Tulungagung dan Lamongan. Saya ngomongnya datar saja, besok maksudnya besok pagi (Sabtu 30 Mei 2020)," terangnya.
BACA JUGA: BIN Kembali Serahkan Bantuan Alkes
Akhirnya disepakati tes PCR dilakukan di Surabaya, Sabtu 30 Mei 2020, dengan sasaran RS dr Soewandhie 100, dan RS Husada Utama 100 spesimen. "Kemudian juga di kampung tangguh dan rumah sakit darurat. Ini baru rencana untuk besok (Sabtu)," jelasnya.
Sementara itu Koordinator Gugus Tugas Rumpun Logistik Suban Wahyudiono yang mengaku berkordinasi langsung dengan Kepala BNPB sekaligus Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, mengaku telah berkirim surat pada 11 Mei 2020. "Permohonan itu berupa dukungan percepatan penegakan diagnosis Covid-19. Di surat itu, permohonan mesin PCR 15 unit," kata Suban.
Surat itu pun direspon dengan mengirimkan mobil PCR yang tiba di Surabaya pada 27 Mei 2020 dini hari sekitar pukul 04.00. "Mobil itu sepakat diterima di rumah sakit darurat atau rumah sakit lapangan di Jalan Indrapura. Kemudian, mobil itu beroperasi di RS Unair mengerjakan 200 sampel dan di Asrama Haji 100 sampel," terangnya.
BACA JUGA: Pasca Mobil Laboratorium, BIN Kirim Ribuan Alkes dan APD
Menurut Subhan, Mobil PCR ini tak hanya untuk Surabaya saja melainkan untuk semua daerah di Jatim yang membutuhkan yakni Tulungagung dan Lamongan. Tulungagung dipilih karena di sana juga membutuhkan bantuan. Mengingat PDP-nya cukup tinggi dengan 558 pasien, dimana terdapat 172 pasien meninggal berstatus PDP.
Sebenarnya, kata Suban, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sempat berkirim surat meminta bantuan mobil swab tertanggal 22 Mei 2020. Namun surat itu belum di jawab lantaran mobil baru datang tanggal 27 Mei 2020.
"Jadi surat wali kota pun saat ini belum kita jawab karena mobil ini langsung beroperasi. Tanggal 28 mobil diarahkan ke Sidoarjo dan Lamongan karena di sana juga banyak yang harus di lab," tandasnya.