Jumat, 29 July 2022 08:20 UTC
KIRAB PUSAKA. Tiga pusaka dibawa dalam kirab pusaka dalam rangkaian Grebeg Suro di Kabupaten Ponorogo, Jumat, 29 Juli 2022. Foto: Gayuh Satria
JATIMNET.COM, Ponorogo – Puluhan ribu penonton mamadati sepanjang jalan mulai dari Pendapa Makam Batoro Katong hingga Paseban Alun-alun Ponorogo, Jumat, 29 Juli 2022. Mereka berjejer untuk melihat kirab pusaka, kesenian rakyat, dan pawai mobil hias.
Acara kirab pusaka yang dimulai dari makam Batoro Katong tersebut membawa tiga pusaka, yakni Tombak Kyai Tunggul Naga, Payung Kyai Tunggul Wulung, dan Angkin Cinde Puspita. Ketiganya dikirab dengan cara berjalan kaki dan diikuti oleh para bergodo atau prajurit layaknya pada pemerintahan zaman kerajaan.
Kirab pusaka ini juga dimaksudkan untuk mengingatkan pemindahan kekuasaan pemerintahan dari pemerintahan kota lama yang ada di Kelurahan Setono menuju Kota Tengah atau seperti pada masa pemerintahan sekarang ini.
BACA JUGA: Sambut Grebeg Suro, Pemkab Ponorogo Kembali Gelar Festival Nasional Reog Ponorogo
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengatakan jika kegiatan rangkaian Grebeg Suro ini bertujuan untuk mengingatkan para generasi muda akan siapa yang menjadi leluhurnya terutama leluhur Kabupaten Ponorogo.
“Hijrah pembangunan mudah-mudahan Ponorogo lebih baik. Semoga tidak sekadar happy-happy saja,” kata bupati yang akrab disapa Giri ini.
BACA JUGA: 3 Ribu Penonton Padati Pembukaan Festival Nasional Reog Ponorogo di Alun-alun Ponorogo
Dari pengamatan jatimnet.com, tiga pusaka usai dikirab selanjutnya dilakukan penjamasan oleh bupati. Selain itu, juga terdapat dua tumpeng gunungan yang berisi sayur-mayur hasil bumi untuk dipurak atau perebutkan warga.
Warga selain menyerbu tumpeng, air hasil jamasan juga langsung diambil warga. Mereka percaya jika tumpeng hasil bumi dan air jamasan pusaka yang berasal dari tujuh sumur berbeda dapat membawa keberkahan.
“Tadi rebutan dengan warga lain, alhamdulillah mendapat terong dan kacang panjang, semoga bisa menjadi berkah buat saya,” ujar Sari, salah satu warga.