Senin, 18 January 2021 11:40 UTC
PETI KEMAS. Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan PT Terminal Teluk Lamong (TTL), Surabaya. Foto: PT TTL
JATIMNET.COM, Surabaya – PT Terminal Teluk Lamong (TTL) mencatatkan kinerja yang cukup apik sepanjang 2020. Perusahaan pelat merah itu menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan.
Direktur Operasi dan Teknik TTL Warsilan mengatakan berdasarkan catatan trafik kapal, baik kapal petikemas maupun curah kering meningkat. Data yang masuk untuk trafik kapal yang sandar di TTL hingga Desember 2020 sebanyak 1.178 unit dengan total berat 17.222.455 Gross Ton (GT).
“Jumlah tersebut naik 7 persen dibanding periode yang sama tahun 2019 sebanyak 1.105 unit dengan total berat 16.786.524 GT,” ujar Warsilan dalam keterangan resminya, Senin, 18 Januari 2021.
Kondisi serupa juga terjadi pada kapal peti kemas yang mengalami kenaikan sebesar 7 persen dari 1.029 unit dengan berat 13.540.737 GT menjadi 1.101 unit dengan berat 13.941.759 GT pada tahun 2020.
Kapal domestik masih mendominasi dengan 753 unit atau 6.020.436 GT, naik 19 persen dibanding tahun sebelumnya yang mencatatkan kedatangan kapal domestik mencapai naik menjadi 840 unit atau 7.176.668 GT pada 2020.
BACA JUGA: Pelabuhan Terminal Teluk Lamong Siap New Normal
Warsilan juga menyampaikan kenaikan pada trafik kapal curah kering sebesar 1 persen dari 76 unit atau 3.245.787 GT pada 2019 menjadi 77 unit kapal atau 3.280.696 GT di 2020.
"Peningkatan jumlah kapal yang sandar menunjukkan kinerja TTL yang tetap prima di tengah pandemi," katanya.
Meski demikian, Warsilan tidak memungkiri ada pengaruh terhadap jumlah muatan kapal yang bersandar di TTL. Muatan kapal peti kemas tahun 2020 turun 5 persen menjadi 678.208 TEUs dari tahun sebelumnya.
Penurunan terjadi akibat jumlah peti kemas internasional yang turun 13 persen menjadi 296.896 TEUs dari 372.936 TEUs pada tahun 2019. Sementara jumlah muatan peti kemas domestik tahun 2020 tercatat naik 2 persen menjadi 381.312 TEUs dibandingkan dengan 2019 seberat 372.936 TEUs.
Sedangkan jumlah muatan peti kemas, arus curah kering hingga Desember 2020 turun 3 persen menjadi 2.787.182 ton dibandingkan tahun 2019.
Pandemi, menurutnya, sedikit banyak mempengaruhi proses produksi barang di beberapa kota dan negara. Ini berpengaruh pada perubahan pola pergerakan barang dan berdampak pada kinerja pelabuhan.
Ia mengungkapkan arus barang internasional turun cukup tinggi karena mayoritas kapal dan barang yang masuk ke TTL berasal dari Asia Timur, salah satunya Cina.
Sebagai negara dengan penyebaran pandemi pertama di dunia, pasokan barang dari dan ke negara tersebut sempat terhenti. Warsilan menyampaikan itu juga mempengaruhi jumlah barang yang masuk dan keluar dari Indonesia.
BACA JUGA: Kapal Curah Kering Raksasa Singgah di Teluk Lamong
Direktur Utama TTL Faruq Hidayat mengatakan kinerja perusahaan yang dipimpinnya dapat dinilai sangat luar biasa. Mengingat catatan yang positif meski di tengah pandemi Covid-19.
Faruq menuturkan pihaknya mengambil beberapa kebijakan untuk mendongkrak bisnis kepelabuhanan di tengah pandemi Covid-19. “Pada sisi harga dan pembayaran, kami memberikan perpanjangan waktu pembayaran tagihan pelayanan jasa kapal dan menunda proses penyesuaian harga bongkar curah kering," kata dia.
Kebijakan terkait perpanjangan waktu penumpukan peti kemas impor juga diberlakukan. Pada peti kemas empty (kosong), waktu penumpukan di dalam pelabuhan diperpanjang dari tiga hari menjadi tujuh hari. Sedangkan untuk peti kemas bermuatan waktu diperpanjang dari tiga hari menjadi lima hari.
“Melalui kinerja positif pada tahun 2020, kami berharap TTL dapat terus meningkatkan kinerja di tahun-tahun selanjutnya. Strategi pemasaran, leadership, operasi prima, dan peningkatan pelayanan kepada pelanggan menjadi kunci utama pencapaian Terminal Teluk Lamong,” katanya.