Logo

Khofifah Ajak Warga Sidoarjo dan Muslimat Pilih Caleg Milenial

Reporter:,Editor:

Kamis, 31 January 2019 01:59 UTC

Khofifah Ajak Warga Sidoarjo dan Muslimat Pilih Caleg Milenial

Khofifah saat hadiri silaturahim caleg DPR RI di Sidoarjo. Foto: Ist

JATIMNET.COM, Sidoarjo - Gubernur Jawa Timur terpilih 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa mengajak warga Sidoarjo dan Muslimat NU untuk memilih Caleg dari kalangan milenial.

"Milenial jumlahnya banyak, jadi representasi milenial juga harus banyak," katanya saat acara Silaturahim dan Konsolidasi Relawan Kiai untuk Pemenangan Caleg DPR RI Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di GOR Delta Sidoarjo, Rabu 30 Januari 2019.

Menurut Khofifah, kebutuhan milenial ini karena tren dari bonus demografi yang sudah terjadi di Indonesia. Dia mencontohkan saat Pilgub 2018, pemilih milenial di Jatim sekitar 41 persen.

"Maka reorientasi milenial di dalam banyak hal menjadi dibutuhkan. Sekali lagi, milenial jumlahnya banyak, jadi representasi milenial juga harus banyak," katanya.

Khofifah menjelaskan semasa muda mendapatkan kesempatan maju mencalonkan sebagai legislatif berusia 25 tahun dari PPP. Saat itu masih di era orde baru, zaman Soeharto.

Bahkan, sebagai bukti kecintaannya kepada PPP, Khofifah bahkan menyerahkan gaji pensiunnya untuk Parpol yang kini dipimpin Romahurmuziy (Romi).

"Saya sampaikan ke Mas Romi, saya ini dapat pensiun dari PPP. Jadi pensiunku saya tasrufkan (serahkan) kepada PPP melalui para Caleg yang merasa berseiring dengan perjuangan membangun demokrasi yang berkualias dan bermartabat," paparnya.

Sekarang, kata Khofifah jejaknya anak muda terjun di dunia politik di partai yang sama masih ada. Hal itu terbukti PPP bisa terus menelurkan bibit anak muda untuk berpolitik.

Seperti Habiburrohman (Gus Habib) dari putra KH Asep Saifuddin Chalim Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah yang tergolong masih muda. Khofifah menilai Gus Habib ini mampu menyuarakan aspirasi politiknya.

Mendapat suport, Gus Habib mengatakan di era milenial anak muda harus berani maju, kreatif, kritis. Mampu memberikan inspirasi orientasi politik transaksional menjadi politik pengabdian.

"Menghadirkan paradigma baru tentang politik adalah pengabdian, akan berpengaruh besar pada perubahan sosial yang praktis dan pragmatis," ucapnya.

Selain itu, politik itu mengedepankan gagasan dan pemberdayaan. Gagasan alternatif untuk perubahan yang responsif terhadap kebutuhan generasi milenial harus diakomodir.

"Sehingga ruang kreatifitas bagi generasi muda akan terbuka luas. Minat dan bakat mereka disalurkan dan terwadahi dengan baik," pungkasnya.