Rabu, 18 May 2022 07:40 UTC
RSNU. Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (berkacamata), Bupati Jember Hendy Siswanto, dan Rais Syuriah PCNU Jember KH Muhyiddin Abdusshomad (bersurban hijau) saat peletakan batu pertama pembangunan RSNU Jember, Rabu, 18 Mei 2022. Foto: Faizin Adi
JATIMNET.COM, Jember – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menyatakan di masa kepemimpinannya, NU akan fokus membangun sistem untuk konsolidasi aset. Dengan demikian, aset NU bisa lebih bermanfaat untuk pemberdayaan umat.
"Kita akan bangun sistem agar semua terjalin komunikasi manajemen konsolidasi menjadi satu sistem nasional. Kita memiliki lebih dari 5 juta meter persegi tanah wakaf NU yang belum dikelola," ujar Gus Yahya saat menghadiri peletakan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU) Jember, Rabu, 18 Mei 2022.
RSNU Jember itu akan dibangun di Gedung Baladika NU, aset lama yang telah bertahun-tahun tidak dimanfaatkan. Lokasinya di Kelurahan Antirogo, Kecamatan Sumbersari, beberapa ratus meter dari Pondok Pesantren Nurul Islam (Nuris) yang diasuh Rais Syuriah PCNU Jember KH Muhyiddin Abdusshomad.
“Saya mendengar tentang sejarah aset ini dari Kiai Muhyiddin tadi. Ya, soal lain, semoga masalahnya bisa segera diselesaikan dalam tempo sesingkat-singkatnya secara bijaksana. Agar mereka yang mewakafkan tanah ini bisa segera mendapat pahala jariyah. Semoga Rumah Sakit NU ini segera terwujud dan memberikan manfaat tidak hanya untuk warga NU tapi juga masyarakat pada umumnya,” tutur kakak kandung Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas ini.
BACA JUGA: Fatayat NU Diminta Ikut Awasi dan Lapor Kondisi Bumil dan Balita di Surabaya
Diakui Gus Yahya, saat awal berdirinya, NU masih berfokus pada urusan keagamaan semata. Hal ini karena saat itu masyarakat datang ke kiai hanya untuk berkonsultasi masalah agama semata.
“Mungkin dulu para muassis belum kepikiran mendirikan rumah sakit, kampus, atau bahkan BUMNU (Badan Usaha Milik NU). Masyarakat datang ke kiai hanya untuk minta di-suwuk atau doa,” kata Gus Yahya.
Namun, seiring perkembangan zaman, problematik umat makin meluas. Masalah hidup yang dikeluhkesahkan pada kiai juga kian beragam.
“Kalau sekarang NU mendirikan rumah sakit, ini merupakan bawaan dari tradisi kekiaian. Kiai ini rujukan bagi para jemaahnya, apa saja juga mewadulkan (mengeluhkan) tentang penyakit, juga segala macam hajat hidup. Jadi wajar sekarang NU mendirikan rumah sakit,” ujarnya.
Diakui Gus Yahya, tugas utama pelayanan kesejahteraan umat sebenarnya ada di tangan pemerintah. NU sifatnya adalah membantu program pemerintah.
BACA JUGA: Bentuk Kontribusi ke Nahdlatul Ulama, Muslimat di Gresik Dirikan Klinik Kesehatan
“Sekarang saatnya NU membantu pemerintah untuk pelayanan dasar bagi seluruh warga. Rumah Sakit NU ini bagian dari itu. Alhamdulillah, di sini Bupati Jember siap all out membantu kita,” kata Gus Yahya.
Turut hadir dalam acara tersebut, tiga pengurus cabang NU, yakni PCNU Jember, PCNU Kencong, dan PCNU Lumajang. Dari unsur pemerintah, selain Bupati Jember Hendy Siswanto dan jajarannya, turut hadir pula perwakilan dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Jember.
"Kita bersyukur sekali dengan adanya RSNU Jember. Selain membantu program pemerintah, juga saya meyakini ada keberkahan di sini. Karena itu, saya siap membantu proses pembangunannya. Mulai dari perizinan sampai kelengkapan seperti dokter spesialis," tutur Hendy dalam sambutannya.
BACA JUGA: Rumah Sedekah NU Care LazisNU Kecamatan Tambaksari Resmi Dibuka
Menurut Hendy, saat ini terdapat total 13 rumah sakit milik pemerintah maupun swasta di Jember. Jumlah ini belum mencukupi kebutuhan yang ada. Karena, kapasitas keterisian kamar rumah sakit atau Bed Occupation Rate (BOR) dari seluruh RS tersebut baru mencakup 46,1 persen dari seluruh kebutuhan warga.
“Kita minimal masih kekurangan 836 bed lagi. Jadi kami sangat mendukung dan akan mensupport (mendukung) penuh pendirian RSNU ini,” kata Hendy.
Dia berharap RSNU nanti bisa fokus pada beberapa praktik spesialis, misalnya spesialis jantung dan kanker yang saat ini masih sangat kurang di Jember.
“Kita ada ratusan dokter spesialis yang siap membantu. Kemarin kita di RSD dr Soebandi menggelar operasi bedah jantung pertama di Jember. Alhamdulillah berhasil. Jadi memang perlu ada peningkatan dokter spesialis karena selama ini kita harus bawa ke Surabaya (RSU dr Soetomo) maupun ke RS Syaiful Anwar (Malang),” kata Hendy.
