Logo

Keranda Jenazah Harus Dihanyutkan Saat Pemakaman di Musim Hujan

Reporter:,Editor:

Jumat, 04 December 2020 09:20 UTC

Keranda Jenazah Harus Dihanyutkan Saat Pemakaman di Musim Hujan

KERANDA JENAZAH: Keranda jenazah warga Gorekanlor, Kecamatan Cerme, Gresik harus dihanyutkan untuk dimakamkan saat musim hujan. (Foto/ Facebook)

JATIMNET.COM, Gresik - Belum lama ini jagat maya dihebohkan dengan sebuah keranda jenazah dihanyutkan dengan bantuan ban saat menyebrang anak sungai Kali Lamong. Diketahui peristiwa tersebut menjadi viral di media sosial facebook.

Dari informasi didapat, jenazah yang didalam keranda dihanyutkan itu diketahui bernama Kasti (66) Warga Dusun Gorekanlor Desa Cermenlerek Kecamatan Kedamean Gresik, terjadi pasa Kamis 3 Desember 2020.

Hal itu dilakukan, mengingat saat musim hujan warga kalau membawa keranda jenazah harus melewati jembatan dan Tempat Pemakaman Umum (TPU) juga terendam banjir. Dikarenakan musim hujan dan sungai Kali Lamong meluap, keranda dihanyutkan

Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Gresik Reza Pahlevi menyampaikan turut berduka cita, dan penyesalan mendalam atas kejadian pada prosesi pemakaman diatas.

BACA JUGA: Buka Peti Jenazah Berurusan Polisi

“Pernah terjadi serupa sekitar awal tahun 2019 dan Pemkab Gresik memfasilitasi semacam kesepakatan antara warga dusun Gorekanlor dan Gorekankidul. Jika ada warga Gorekanlor meninggal dunia bisa dimakamkan di Gorekankidul bila air anak kali Lamong sedang tinggi," kata Reza, Jumat 4 Desember 2020.

Memang lanjut Reza, jalan menuju makam warga dusun Gorekanlor adalah bagian dari anak sungai Kali Lamong, dimana jalan tersebut hanya bisa dilewati saat musim kemarau, dan selalu tergenang disaat musim penghujan. 

Namun demikian, masyarakat Gorekanlor tetap bersikukuh untuk memakamkan jenasah di pemakaman Gorekanlor dengan alasan agar kumpul dengan makam keluarga, padahal jalan menuju makam Gorekanlor disaat musim penghujan, tergenang air.  

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Pemkab Gresik Gunawan Setijadi mengatakan, sejak kejadianpemakaman Jenazah awal tahun 2019 dulu itu, Pemerintah Kabupaten Gresik telah memberikan solusi dengan membeli lahan baru seluas 3 ribu meter persegi.

BACA JUGA: Diduga Korban Pembunuhan, Jenazah Pelajar SMP di Gresik Dimakamkan

Tidak lain untuk pembangunan makam khusus warga dusun Gorekanlor, sebagai opsi terbaik, daripada membangun jembatan. 

“Kalau membangun jembatan sangat tidak optimal, baik dari segi biaya maupun peruntukannya. Jembatan tersebut hanya sebagai akses jalan untuk jalur pemakaman saja. Jadi sangat tidak efektif dibanding biaya pembangunannya” tutur Gunawan.   

Pembelian tanah makam tersebut sudah dianggarkan dan akan direalisasikan pada TA 2020, namun demikian, karena adanya pandemi Covid-19 maka pembelian tanah makam tersebut tertunda. 

“Kami akan berkoordinasi dengan beberapa OPD untuk segera merealisasikan pembelian tanah makam tersebut. Tampaknya tanah tersebut sudah disiapkan” tandas Gunawan.

BACA JUGA: Petugas Pemulasaran Jenazah di Situbondo Terpapar Covid-19, Rekan Kerja Dites Usap

Setelah menemui Kepala Desa Cermenlerek dan seluruh Perangkat desa, Camat Kedamean Arifin tidak bisa menjamin kejadian penghanyutan keranda itu tidak bakal terjadi lagi dalam beberapa waktu dekat ini.

“Bila masyarakat Gorekanlor  tetap menginginkan agar jenazah keluarganya bisa kumpul di makam keluarga, kami tidak bisa melarang," timpal Arifin.

Mereka tetap tidak bersedia untuk memakamkan keluarganya ditempat lain, meskipun pihak terkait warga desa tetangganya sudah mengijinkan.

"Kami sudah sering memberikan sosialisasi tentang hal ini,” tukas Camat Kedamean melalui Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkab Gresik.