Jumat, 28 September 2018 08:24 UTC
Ilustrasi penjelasan produk perbankan. FOTO: DOK.
Jakarta, 28/9 (Antara) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan Bank Indonesia sangat penting. Menurutnya kenaikan itu diharapkan untuk menjaga stabilitas perekonomian dari tekanan global.
“Kalau harus memilih antara stability dengan growth, kalau stability-nya terancam, ya harus diurusi terlebih dahulu,” kata Darmin di Jakarta, Antara, Jumat 28 September 2018.
Darmin memahami alasan bank sentral menyesuaikan suku bunga acuan karena saat ini merupakan era rezim suku bunga tinggi. “Kenaikan suku bunga, walaupun tidak langsung menaikkan lending rate, pasti ada pengaruh. Artinya, kita sedang dalam situasi tingkat bunga sedikit lebih tinggi,” ujarnya.
Mantan Gubernur Bank Indonesia ini mengakui kenaikan suku bunga acuan dapat berdampak kepada kinerja pertumbuhan ekonomi.
Untuk itu, pemerintah terus berupaya meningkatkan gairah investasi, salah satunya dengan memperluas basis sektor penerima insentif perpajakan.
“Kita sedang merumuskan ulang mengenai insentif pajak, kelihatannya perlu untuk investasi. Selesainya perlu waktu, mungkin seminggu atau dua minggu,” kata Darmin.
Sebelumnya, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate untuk kelima kalinya pada tahun ini menjadi 5,75 persen. Langkah pengetatan ini dilakukan satu hari setelah kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve, Bank Sentral Amerika Serikat, Rabu 26 September 2018 waktu setempat.
Adanya kenaikan suku bunga acuan, suku bunga penyimpanan dana perbankan di BI (Deposit Facility) juga naik 25 bps menjadi lima persen, dan suku bunga penyediaan likuiditas dari BI ke perbankan (Lending Facility) naik 25 bps menjadi 6,5 persen.
Kecenderungan untuk memperketat kebijakan moneter diperlukan untuk memperbaiki defisit transaksi berjalan yang pada kuartal II 2018 mencapai tiga persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Selain itu, kenaikan suku bunga acuan BI dilakukan untuk menjaga disparitas suku bunga dengan negara lain, sehingga dapat meningkatkan daya tarik instrumen keuangan domestik dan mampu menyerap portofolio asing.