
Kampung Warna Jodipan. Sumber gambar: flores-borneo
JATIMNET.COM, Surabaya – Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporpar) Kota Malang mengklaim tingkat kunjungan wisata di daerah setempat tak terdampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Kepala Disporpar Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni mengatakan aktivitas wisatawan masih terlihat pascapenyesuaian harga BBM sejak hampir sebulan ini.
“Kalau saya lihat tidak berdampak terhadap kunjungan wisatawan, masih cukup bagus,” ujar Ida seperti dikutip dari Antara, Kamis, 29 September 2022.
BACA JUGA : Destinasi Wisata Kota Malang Diusulkan Punya Merek
Sayangnya belum ada data pasti yang merinci tentang jumlah wisatawan yang berkunjung. Kestabilan tingkat kunjungan itu berdasarkan hasil pemantauan di sejumlah destinasi wisata. “Mungkin secara kuantitas (bisa) berkurang, tapi kalau dari sisi kualitas perjalanan wisatawan masih tetap,” kata dia.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang Agoes Basoeki menambahkan hingga saat ini belum ada dampak signifikan yang terjadi akibat adanya penyesuaian harga BBM.
Rata-rata okupansi atau tingkat keterisian kamar hotel anggota PHRI Kota Malang, kata dia, berkisar pada angka 60-70 persen per hari. Kondisi itu dinyatakan masih normal karena saat ini belum memasuki musim liburan.
BACA JUGA : DPRD Jatim Dicurhati, Warga Malang Ingin Potensi Desa Bisa jadi Sumber Penghasilan
Ia menambahkan, pengunjung rumah makan juga tidak terlalu terdampak penyesuaian harga BBM. Namun, konsumsi tamu hotel ke restoran yang ada mengalami sedikit penurunan. Pada bulan-bulan seperti saat ini, lanjut dia, kondisi sektor perhotelan memang cenderung sedikit menurun. “Namun, untuk restoran penurunan tidak banyak, sekitar 20 persen saja,” tuturnya.
Berdasarkan data Disporpar Kota Malang hingga semester pertama 2022, kunjungan wisatawan mencapai 55,9 juta orang. Kunjungan wisatawan tersebut mengalami lonjakan dibandingkan tahun 2020.
Bahkan berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang jumlah kunjungan tercatat hanya sebanyak 662.570 orang akibat dampak pandemi Covid-19.