Jumat, 25 January 2019 02:53 UTC
Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, Kamarudin Amin. Foto: Kemenag
JATIMNET.COM, Jakarta - Kementerian Agama telah menyiapkan anggaran beasiswa bagi ustaz pesantren yang ingin kuliah di dalam maupun luar negeri. Program tersebut digagas setelah sebelumnya Kemenag menggulirkan program 5.000 doktor.
Rencana program tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kamarudin Amin saat pemaparan Program Strategis Pendidikan Islam Tahun 2019, dalam Rapat Kerja Nasional Kementerian Agama di Jakarta, Kamis 24 Januari 2019.
“Program ini dibuat dalam kerangka penyebarluasan moderasi beragama,” kata Kamaruddin melalui laman Kemenag.go.id.
Menurut Kamarudin, program ini nantinya dapat menghasilkan 5.000 Kiai sebagai penyeimbang 5.000 doktor yang telah dihasilkan Kemenag melalui program serupa. Menurut Amin, program ini diharapkan dapat menjangkau lebih dalam ke kalangan pesantren yang selama ini sesungguhnya telah bergelut dengan pemahaman keagamaan.
Akhir-akhir ini, menurut Kamarudin, ruang publik mulai banyak diisi oleh narasi atau wacana keagamaan yang cenderung berada di titik ekstrem. Baik ultra konservatif ataupun liberal. Untuk itu lah kalangan pesantren, baik kiai dan santri sebagai salah satu pihak yang otoritatif dalam permasalahan keagamaan perlu didorong untuk dapat melakukan kontra narasi. Salah satunya dengan memberikan kesempatan mereka untuk menambah dan mengembangkan pengetahuan.
BACA JUGA: Kemenag Alokasikan Rp 10 triliun untuk Guru Madrasah
“Kami ingin menjembatani otoritas ulama yang ada di pesantren dan perguruan tinggi yang selama ini berada di menara gading untuk turun di masyarakat, untuk merebut otoritas ruang publik tadi," ujarnya.
Program yang akan dikelola oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam ini dilakukan dalam berbagai bentuk. Mulai dari pemberian beasiswa para santri dan para ustaz untuk menempuh pendidikan di dalam maupun luar negeri, pelatihan para anak kiai tentang manajemen pesantren, hingga pelatihan digital dan menulis bagi kalangan santri.
Ia juga menyampaikan, Ditjen Pendidikan Islam telah menyusun buku rujukan tentang Moderasi Beragama. “Mudah-mudahan setelah nanti direview oleh Badan Litbang, buku tersebut dapat diluncurkan pada tahun ini,” katanya.