Minggu, 08 December 2019 06:47 UTC
Anggota IDAI & Paediatrician dr Dini Adityarini. Foto: Baehaqi Almutoif.
JATIMNET.COM, Surabaya – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) & Paediatrician mencatat, pneumonia masih menjadi hantu mematikan bagi anak-anak. Terutama untuk anak di bawah usia lima tahun.
Data yang dimiliki IDAI & Paediatrician, kasus kematian disebabkan pneumonia pada anak di bawah lima tahun di Indonesia 2015, telah mencapai 147 ribu anak. Angka itu menempatkan Indonesia pada urutan ke delapan dunia. Sementara peringkat pertama penderita pneumonia adalah India yang mencapai 1,2 juta anak.
Tingginya angka pneumonia di Indonesia diduga setiap dua hingga tiga jam terdapat satu anak meninggal. Rata-rata kematian akibat penyakit radang paru-paru yang disebabkan bakteri virus dan jamur itu pada anak usia dua tahun ke bawah.
BACA JUGA: Pneumonia Melanda, Anak-anak Jatim Tak Ceria
“Sebanyak 81 persen kematian pneumonia pada anak usia di bawah dua tahun,” ujar anggota IDAI & Paediatrician dr. Dini Adityarini, SpA di sela talkshow radio dan diseminasi media tentang imunisasi dan pneumonia yang bertajuk Imunisasi: Sebuah Investasi & Gaya Hidup Kekinian di Surabaya, Sabtu, 7 Desember 2019.
Di Jawa Timur, lanjut Dini, pneumonia menempati urutan kedua setelah necrotizing enterocolitis atau peradangan pada usus yang kerap mejangkiti bayi prematur, sebagai penyebab kematian bayi.
Ia menyarankan, kepada orang tua agar memberikan ASI eksklusif. Banyak manfaat ASI eksklusif, lanjut Dini, dapat menekan pengeluaran orang tua. Ibu yang memberikan ASI eksklusif bisa membantu perencanaan vaksinasi yang tidak disubsidi pemerintah, seperti pneumonia.
BACA JUGA: 124 Ribu Anak di Jatim Menderita Penyakit Pneumonia
Anggaran yang seharusnya keluar sebagai pengganti ASI, bisa dialihkan ke biaya vaksin. Sementara harga sekali vaksin pneumonia bisa mencapai Rp 700 ribu.
“Itu diberikan empat kali, yakni pada anak usia dua bulan, empat bulan, enam bulan dan 15 bulan,” ungkapnya.
Pun demikian, Dini menekankan pentingnya pemberian ASI eksklusif jauh lebih baik dalam melindungi bayi dari penyakit, selain dari vaksinasi. Menurutnya ASI bisa memberi imunitas dasar pada bayi. Baik pada bayi sehat, bayi sakit maupun bayi prematur.
