Logo

Kasus Guru Pukul Siswa SMPN 49 Berakhir Damai, Ini Faktornya

Reporter:,Editor:

Sabtu, 05 February 2022 08:20 UTC

Kasus Guru Pukul Siswa SMPN 49 Berakhir Damai, Ini Faktornya

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat mendatangi korban kekerasan yang dilakukan oleh oknum guru di SMP Negeri 49 Surabaya. Foto: Diskominfo Kota Surabaya

JATIMNET.COM, Surabaya - Kasus kekerasan dialami MR, siswa SMPN 49 Surabaya yang menjadi korban pemukulan guru JS berakhir damai. Ini setelah orang tua korban, Ali Muhjayin mendatangi Polrestabes Surabaya untuk mencabut laporannya. Bahkan, guru dan keluarga korban pun sudah saling memaafkan dan bersepakat menghentikan kasus tersebut.

"Alhamdulillah kemarin Pak Ali itu menyampaikan akan istikharah, waktu saya datang ke rumah beliau. Dan saya sampaikan, Pak Ali ini kan orangnya saleh, hidupnya penuh dengan agama, sehingga waktu itu beliau menyampaikan akan mencabut itu (laporan)," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Sabtu 5 Februari 2022.

"Saya matur nuwun sanget (terima kasih banyak), kita diberi contoh oleh Pak Ali bahwa warga Surabaya harus saling memaafkan. Kalau ada kekurangan dan kesalahan, bagaimana kita memperbaiki kesalahan itu agar menjadi lebih baik lagi," ia menuturkan.

Eri menilai kasus ini menjadi bukti bahwa warga Kota Surabaya memiliki rasa empati dan gotong royong yang tinggi. Dia berharap kejadian ini dapat menjadi pembelajaran dan contoh bagi warga.

Baca Juga: Dispendik Surabaya bersama DP3APKB Terus Dampingi Siwa Jadi Korban Kekerasan Guru

Baginya, ketika membangun Surabaya ini dilakukan dengan hati seperti Ali Muhjayin, maka dia yakin Kota Pahlawan akan menjadi lebih hebat dari hari ini.

“Rasa empati, rasa gotong royong dan tepo seliro itu ditunjukkan betul di Kota Surabaya. Dan semoga ini bisa menjadi contoh bagi saya pribadi wali kota, secara umum juga kepada seluruh warga Surabaya," ia mengungkapkan.

Lantas bagaimana dengan proses administrasi terhadap guru JS tersebut? Eri menyatakan bahwa proses ini tetaplah berjalan dan tengah ditangani oleh Inspektorat Surabaya. Pihaknya pun bakal melakukan tes psikologi terhadap guru tersebut, sehingga muridnya dapat lebih nyaman.

"Fainsya Allah, ketika Pak Ali sudah mencabut laporan di polres, maka kami juga akan mempertimbangkan itu. Sehingga nanti ke depan gurunya juga diberikan kesempatan agar ini menjadi pembelajaran betul, maka tidak ada lagi kekerasan guru terhadap muridnya," ia menerangkan.

Baca Juga: Video Kekerasan Oknum Guru ke Siswa SMPN 49 Viral, Dispendik Surabaya Beri Pendampingan Pada Korban

Meskipun seorang guru itu marah kepada anak didiknya, Eri berharap para tenaga pendidik harus tetap sabar dan mampu mengontrol emosinya. Karena, bagaimanapun guru adalah orang tua yang mendidik murid-murid menjadi pemimpin di masa yang akan datang.

"Kalau menciptakan pemimpin yang akan datang, maka mendidiknya harus penuh akhlakul karimah. Maka anak-anak didiknya akan menjadi pemimpin yang berakhlakul mulia nanti di kemudian hari," ia menambahkan.

Sementara orang tua siswa, Ali Muhjayin mengaku telah mencabut laporan polisi dan memaafkan guru tersebut. Karena sejak awal dia hanya ingin memperjuangkan dunia pendidikan. Bukan hanya mengenai pendidikan anaknya, tetapi dalam arti luas untuk masa depan pendidikan Indonesia.

Baca Juga: Pertahankan Kota Layak dan Ramah Anak, Eri Beri Pengarahan pada Guru se-Kota Surabaya

"Dalam artian saya ingin menjalankan kewajiban saya sebagai seorang ayah, itu mendidik anak saya dan menanamkan, ketika saya tidak bisa mengajarkan ilmu formal, saya tetap mengajarkan mereka budi pekerti, saling memaafkan dan berjiwa besar," kata Ali.

Apalagi, guru JS telah dianggapnya sebagai orang tua kedua yang telah mendidik anaknya di sekolah. Menurutnya, guru JS memiliki niat baik untuk mendidik anaknya. Hanya saja karena tersulut emosi, sehingga melakukan hal tersebut.

"Pak JS tetap sebagai orang tua murid saya, tentu saja orang tua saya juga. Jadi saya mempunyai kewajiban untuk menjaga dan menghormati Pak JS," ia menuturkan.