Logo

Kasus Covid Terus Naik, Jawa Timur Diminta Benahi Lab dan Kembangkan Tes Covid-19

Reporter:,Editor:

Jumat, 08 May 2020 08:30 UTC

Kasus Covid Terus Naik, Jawa Timur Diminta Benahi Lab dan Kembangkan Tes Covid-19

ZONA MERAH. Sebanyak 37 kabupaten dan kota di Jawa Timur sudah zona merah Covid-19, kecuali Sampang yang masih zona hijau. Sumber: infocovid19.jatimprov.go.id

 

JATIMNET.COM, Surabaya – Beberapa pekan terakhir klaster-klaster penularan baru Covid-19 dalam skala besar muncul di Jawa Timur. Setelah klaster Asrama Haji Sukolilo dan Ponpes Al Fatah, Temboro, Magetan, disusul klaster pabrik rokok PT. HM Sampoerna di Surabaya dan pabrik rokok Mustika milik PT. Cahaya Tiga Saudara Sejati di Tulungagung.

Pasien positif dari beberapa klaster besar itu menambah kasus positif Covid-19 di Jawa Timur secara signifikan dalam sebulan terakhir. Data Pemprov Jawa Timur per Kamis, 7 Mei 2020, total pasien yang terkonfirmasi positif terjangkit virus SARS CoV-2 mencapai 1.265 orang. Dengan jumlah yang sembuh 210 orang atau setara 16,60 persen, dan meninggal dunia mencapai 137 orang atau 10,83 persen.

Presiden Joko Widodo dalam beberapa kesempatan telah menginstruksikan tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di pusat untuk turun membantu Jawa Timur. 

BACA JUGA: Sampang, Satu-satunya Daerah di Jatim yang Belum Zona Merah Covid-19

Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur Joni Wahyuhadi membenarkan adanya kunjungan tim gugus tugas pusat. Dalam konferensi persnya secara virtual, Dirut RSUD dr Soetomo itu menyebutkan Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pusat Doni Monardo telah berkunjung, Kamis pagi, 7 Mei 2020. 

Catatan yang disampaikan Doni Monardo, kata Joni, ada dua hal yakni pembenahan laboraturium dan pengembangan tes Covid-19. Dalam dua hari ke depan Pemprov Jatiim diminta segera menyampaikan dua hal itu kepada ketua tim gugus tugas pusat tersebut. 

"Tadi pagi Pak Doni Monardo Kepala Satgas Gugus Tugas pusat itu (meminta) untuk hasil laboraturium perlu pembenahan. Dua hari lagi kami diminta juga untuk bagaimana konsepnya Jawa Timur mengembangkan tes," ujar Joni, Kamis malam. 

Ia tidak menampik penularan virus SARS CoV-2 di Jatim masih cukup tinggi. Di tiga daerah, Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik misalnya, tren pasien positif terjangkit Covid-19 belum turun. 

"Saya kira kita perlu gerak yang lebih ketat, yang lebih agresif di Surabaya. Untuk Gresik dan Sidoarjo memang PDP (Pasien Dalam Pengawasan) turun," ia menegaskan. 

BACA JUGA: ODP Warga Surabaya Bebas Biaya Tes Laboratorium di RSUA

Ia memprediksi masa puncak dari pandemi ini masih akan terus berlanjut hingga satu bulan ke depan. Ia berharap seluruh masyarakat turut menekan penyebarannya. 

Sejauh ini, Joni menduga virus SARS CoV-2 di Indonesia telah bemutasi sehingga sulit untuk saat ini diidentifikasi. Angka pasien yang terjangkit terus bertambah. Pun demikian dengan angka kematian yang belum bisa ditekan. 

"Betul mungkin apa yang disampaikan di beberapa jurnal kalau di Indonesia lain dengan di negara-negara lain. Virusnya ada mutasi mungkin dibanding negara lain. masuk ke Indonesia sulit setelah di Indonesia dia banyak berulah ini. Contohnya di Jawa Timur. Angka konfirm naik, angka kematiannya juga naik," katanya.