Logo

Kasus Covid-19 di Surabaya Turun, Pemulihan Ekonomi Dilakukan Bertahap

Forkopimda Tetap Waspada karena Kenaikan Kasus Covid Bisa Terjadi
Reporter:,Editor:

Selasa, 24 August 2021 00:20 UTC

Kasus Covid-19 di Surabaya Turun, Pemulihan Ekonomi Dilakukan Bertahap

VAKSIN COVID. Vaksinasi tahap dua dosis pertama di Galaxy Mall II Surabaya, Rabu, 7 April 2021. Foto: Pemkot Surabaya

JATIMNET.COM, Surabaya – Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) telah berhasil menurunkan kasus Covid-19 di Kota Surabaya. Namun, naik turunnya kasus Covid-19 tentu sangat dipengaruhi wilayah aglomerasi. Kasus di kabupaten sekitar dapat berimplikasi terhadap meningkatnya Covid-19 di Surabaya.

Berdasarkan hasil evaluasi PPKM yang dilakukan Forkopimda, saat ini kasus Covid-19 di Kota Pahlawan sudah turun. Namun, hal ini tentu dapat dipengaruhi kasus di wilayah aglomerasi.

"Semua sudah kita lakukan evaluasi dan sekarang memang Surabaya kalau ngomong (bicara) zona sudah turun (dari merah ke oranye)," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Senin, 23 Agustus 2021.

Selain itu, pemerintah pusat telah memberikan kebijakan relaksasi usaha secara bertahap. Salah satunya memperbolehkan pusat perbelanjaan atau mal beroperasi dengan kapasitas 50 persen. Ini sebagaimana tertuang dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) terbaru Nomor 34 Tahun 2021 tentang PPKM Level 4, 3 dan 2.

BACA JUGA: Mobil Vaksin Keliling Surabaya Dioperasikan, Menerima Panggilan Warga

"Ketika masih level 4 tapi sudah mulai 50 persen dibuka semua. Sehingga tujuannya meskipun sudah menurun, tapi pembukaan dilakukan secara bertahap," tuturnya.

Menurutnya, pembukaan sektor usaha secara bertahap dilakukan untuk menghindari euforia masyarakat yang dapat menyebabkan meningkatnya kembali kasus Covid-19. Langkah tersebut dilakukan agar masyarakat tetap berhat-hati karena masih pandemi.

"Karena itu, pusat melakukan (pembukaan) secara bertahap, dari 25 persen ke 50 persen, nanti 75 persen. Sehingga kita tidak euforia, tapi masih mengingat bahwa kita masih dalam masa pandemi dan masih dalam tahap kehati-hatian," ia menerangkan.

Meski begitu, saat ini jumlah kesembuhan di Surabaya lebih besar daripada penambahan kasus Covid-19. Bahkan, jumlah pasien terkonfirmasi juga berkurang dan angka kematian menurun.

"Angka kematian insya Allah jauh turun di Kota Surabaya. Yang awal dulu tinggi sekali, sekarang yang dimakamkan secara prokes (protokol kesehatan) sekitar delapan per hari ini," ia mengungkapkan.

Walaupun kasus di Surabaya telah menurun, Eri bersama Forkopimda tetap berkomitmen memutus mata rantai pandemi Covid-19. Penanganan Covid-19 yang dilakukan ini seiring dengan upaya menggerakkan roda perekonomian masyarakat.

BACA JUGA: Vaksinasi Massal Tahap Dua di Galaxy Mall II, Pelaku UMKM hingga Jurnalis Divaksin

"Bagaimana (kasus) Surabaya cepat turunnya dan kita bisa menggerakkan ekonomi. Karena ini kami sudah berdiskusi menurunkan Surabaya jadi zona kuning. Jadi penanganan tidak hanya fokus pada Covid-19 saja karena kalau cuma ngatasi Covid-19, ekonomi tidak bisa jalan ngegas (cepat)," ia menegaskan.

Oleh karena itu, fokus utama saat ini adalah bagaimana meningkatkan sektor ekonomi UMKM termasuk memberikan perhatian terhadap warga yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Di lain sektor, nasib para pekerja yang dirumahkan karena dampak PPKM ini menjadi fokus.

"Bagaimana posisinya warga Surabaya yang UMKM, kena PHK, yang dia kerja tapi tidak maksimal itu bagaimana kita meningkatkan kembali. Sehingga langkah-langkah apa yang harus kita ambil itu kita lakukan bersama orang-orang hebat (Forkopimda) di Surabaya ini," ucapnya.