Logo

Karhutla Melanda Kawasan Arcapada Semeru

Reporter:,Editor:

Kamis, 19 September 2019 05:39 UTC

Karhutla Melanda Kawasan Arcapada Semeru

KARHUTLA: sap mengepul di kawasan Arcapada, Sumbermani hingga Kelik setelah terjadi karhutla sejak Selasa 17 September 2019. Foto: Istimewa.

JATIMNET.COM, Lumajang - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) melanda tiga titik di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN BTS). Kawasan seluas enam hektare mulai dari Sumbermani, Arcapada, dan Kelik hangus akibat karhutla sejak Selasa 17 September 2019 lalu.

Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Wawan Hadi mengatakan, Kamis 19 September 2019, api sudah mulai padam.

"Tetapi masih tetap ada kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap kemungkinan adanya kebakaran susulan," kata Wawan.

Wawan mengatakan karhutla di kawasan Semeru ini yang kedua kalinya pada kemarau tahun ini. "Beberapa pekan lalu karhutla juga melanda kawasan Sumbermani di dekat Kalimati," katanya.

BACA JUGA: 20 Personel TRC dan SAR Lumajang Mengamankan Upacara Kemerdekaan di Lereng Semeru

Penyebab kebakaran ini masih diselidiki pihak TN BTS. "Dugaan awal karena cuaca panas dan kemungkinan adanya gesekan ranting disertai dengan angin kencang," ujarnya.

Wawan menambahkan kejadian kebakaran ini tidak mempengaruhi aktivitas pendakian di Gunung Semeru.

Kejadian karhutla ini dilaporkan Selasa 17 September 2019 sore sekitar pukul 15.00 WIB  lalu.

"Pada Rabu kemarin masih terpantau adanya asap dari kebakaran itu," kata Wawan kepada Jatimnet.com di Kantor BPBD Lumajang, Kamis 19 September 2019.

BACA JUGA: Kawasan Hutan Lereng Semeru Terbakar

Menurut Wawan, di kawasan yang terbakar ini terdapat vegetasi Cemara Gunung serta tanaman bawah lainnya. "Banyak berupa tunggak kayu," ujar Wawan.

Setelah menerima laporan ihwal kebakaran ini, kata Wawan, BPBD langsung menerjunkan relawan dan anggota Tim Reaksi Cepat (TRC). "Relawan sebanyak lima orang dan dari TRC lima orang," katanya.

Relawan dan anggota TRC kemudian langsung bersinergi dengan petugas TN BTS di Ranupani untuk melakukan penanganan karhutla ini. Karena medannya yang sulit dijangkau, penanggulangan kebakaran itu dilakukan secara manual.

"Hanya digepyok dan dibuat sekat supaya kebakaran tidak meluas," katanya.