Sabtu, 07 September 2019 09:05 UTC
KARAPAN Sapi Brujul Di Kota Probolinggo Dalam Event Semipro 2019, Foto : Zulkiflie
JATIMNET.COM , Probolinggo - Karapan Sapi Brujul, kembali digeber di lintasan karapan sapi berlokasi di Jalan KH Syafi’i, Kelurahan Jrebeng Kidul, Kecamatan Wonoasih, pada event Seminggu di Kota Probolinggo atau "Semipro" 2019. Sebanyak 50 peserta, ikut dalam kerapan sapi yang biasanya digunakan untuk membajak sawah.
Dalam penampilannya, para peserta dituntut mengerahkan tenaga sapinya untuk berlari kencang, dengan melahap lintasan tanah berlumpur sepanjang 175 meter dan lebar 35 meter.
Salah satu peserta, Toha mengungkapkan, sebelum beradu di lintasan, tim nya biasanya membuat persiapan khusus agar sapi-sapinya bisa bertarung, dan berlari kencang di lintasan.
KARAPAN SAPI. Salah satu peserta sapi brujul di event semipro 2019.
Persiapan tersebut mulai dari latihan yang cukup, hingga pemberian asupan ramuan sehat, bagi sapi-sapi yang akan dipertandingkan.
"Supaya menang dilatih dulu beberapa hari, lalu tak lupa dikasih jamu dan telur, biar sapinya tidak lekas capek,"terang Toha.
BACA JUGA: Selama Agustus, PA Probolinggo Tangani 333 Perkara Perceraian
Sementara Wali Kota Probolinggo, Hadi Zainal Abidin, yang membuka langsung kerapan sapi brujul, berharap masyarakat Kota Probolinggo ikut melestarikan warisan budaya asli kota Bayuangga.
Apalagi menurut Wali Kota Hadi, di hari jadi Kota Probolinggo yang ke 660, kerapan sapi brujul telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda milik Kota Probolinggo, oleh Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan RI.
“Ini hak paten milik Kota Probolinggo. Mari kita jaga jangan sampai kegiatan yang sudah baik, disalahgunakan menjadi hal yang tidak baik. Jaga tradisi ini dengan baik, karena budaya ini milik warga Kota Probolinggo,” ujar Wali Kota Hadi,saat membuka karapan sapi brujul, Sabtu 7 September 2019.
FESTIVAL SAPI BRUJUL. Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin membuka Event Semipro 2019
Sekedar informasi, karapan sapi brujul mulanya merupakan kebiasaan para petani usai membajak sawahnya untuk menghilangkan kejenuhan dan kepenatan. Tanpa adanya hadiah, petani kemudian menggelar karapan, hingga akhirnya mengundang daya tarik masyarakat melihatnya.
Melalui karapan sapi brujul sendiri, kini berubah menjadi wadah petani, komunitas dan pemerintah guna menyambung tali silaturahim. Sekaligus menjalin kebersamaan dan bekerjasama, dalam membangun Kota Probolinggo lebih baik.
BACA JUGA: Apel Hari Jadi Kota Probolinggo Gunakan Lima Bahasa
Sementara Kepala Bakorwil V Jember, Tjahjo Wibowo, yang turut hadir di karapan sapi brujul mengatakan, dengan ditetapkannya karapan sapi brujul sebagai warisan tak benda, merupakan kado yang luar biasa untuk Kota Probolinggo. Ia pun mendukung kegiatan tersebut, agar terus ditingkatkan.
“Semoga karapan sapi brujul di Kota Probolinggo, bisa menjadi agenda wisata regional, nasional, bahkan internasional,"ujar Tjahjo.
Karapan sapi brujul di event Semipro sendiri, digelar selama dua hari, yakni sejak Sabtu 7 September, dan Final pada Minggu 8 September 2019.