Rabu, 04 September 2019 12:59 UTC

BAJU ADAT. Sejumlah ASN di lingkungan Pemkot Probolinggo mengikuti apel hari jadi kota ke-660 dengan berbusana adat di halaman Balai Kota, Rabu 4 September 2019. Foto: Zulkiflie.
JATIMNET.COM, Probolinggo – Sejumlah pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota Probolinggo memiliki cara berbeda dalam memperingati Hari Jadi Kota (Harjakot) Probolinggo ke-660.
Mereka melaksanakan apel mengenakan baju adat dari berbagai suku yang ada di Indonesia. Selain itu, apel ini dilaksanakan memakai lima bahasa seperti bahasa Indonesia, Jawa, Madura, Inggris dan Arab.
Mengawali apel Harjakot Probolinggo, Wali Kota Hadi Zainal Abidin, selaku pemimpin apel membuka dengan bahasa Madura.
“Siap Grak, istirahat neng tempat grak (istirahat di tempat grak). Assalamual’aikum Warahmatullahiwabarokatu... Selamat pagi semuanya... How are you today,” sapa Wali Kota Hadi dalam beberapa bahasa saat apel, Rabu 4 September 2019.
BACA JUGA: Jaran Bodag Jadi Kesenian Pembuka Event Semipro
Tak lupa Hadi juga menggunakan bahasa Madura. Bahasa tersebut digunakan lantaran 75 persen warga Kota Probolinggo menggunakannya sebagai bahasa percakapan sehari-hari.
“Kami mengajak seluruh ASN meningkatkan SDM agar Kota Probolinggo lebih berprestasi dan maju. Tak lupa, kami juga mengingatkan agar saling menguatkan rasa persatuan antar warga, guna mewujudkan Kota Probolinggo yang kondusif,” Hadi menambahkan.
Mengenakan busana gamis ala timur tengah, Hadi Zainal mengatakan, apel dengan lima bahasa dan mengenakan pakaian adat bertujuan menjaga kerukunan dan memperkuat toleransi antar warga. Dalam apel ini Pemkot Probolinggo juga mengundang tokoh lintas agama sebagai bentuk toleransi antar umat.
“Inisiatif ini sebagai bentuk kepedulian pemerintah menjaga toleransi dan menjamin keamanan, serta kenyamanan warga dari seluruh kelompok,” Hadi menambahkan.
BACA JUGA: Parade Ikan Asap Krispi Ramaikan Event Tahunan Semipro
Sementara itu, salah satu peserta apel, Sugito mendukung langkah pemerintah kota dalam memperkuat kerukunan umat. Salah satunya dalam apel berbusana daerah dan menggunakan lima bahasa.
“Menarik apel seperti ini, karena bisa menguatkan rasa persatuan dan kesatuan sesama warga dan umat beragam di Kota Probolinggo,” ungkapnya.
Sementara apel hari jadi Kota Probolinggo ditutup dengan penampilan atraksi akrobatik anggota Kodim 0820 Probolinggo, dengan membawa senjata AK 47.
