Sabtu, 03 November 2018 02:25 UTC
Ilustrasi
JATIMNET.COM, Surabaya - Para pelaku usaha di Jawa Timur perlu meningkatkan ekspor terutama di wilayah ASEAN. "Saat ini kualitas ekspor dari Jawa Timur sudah bagus, dan perlu terus didorong untuk meningkatkan kapasitas supaya bisan terus naik," kata Soekarwo usai pembukaan kegiatan dialog bisnis Indonesia-Jepang serta peluncuran "Indonesia Japan Bussiness Network" (IJB-Net) di Empire Palace, Surabaya, Jumat malam, 2 November 2018.
Dengan adanya sistem cyber saat ini, Soekarwo mengatakan akan memudahkan "buyer" dan "seller" dalam setiap melakukan transaksi bisnis mereka. "Saat ini, untuk perdagangan antar provinsi nilainya sudah 1.400 triliun rupiah dan untuk ekspor ASEAN sekitar tujuh
miliar dolar," ujarnya.
Hal senada diungkapkan Ketua Kamar Dagang dan Industri Kota Surabaya, Jamhadi. Dia mengatakan, saat ini PDRB Jatim 29,76 dari prosessing industri. "Kemudian partner strategis untuk pasar produk Jatim itu untuk Jepang 10,9 persen, ASEAN 21 persen, Amerika 10,22 persen, China 15,6 persen. Angka ini penting dihasilkan teman industri Jatim," katanya.
Ia mengatakan, saat ini yang perlu dilakukan di Jatim adalah bagaimana industri sekarang supaya bisa lambat laun
mengurangi bahan baku impor. "Produk mesin saat ini sudah ada kemajuan sejak datangnya perusahaan Jepang yang melakukan asembling mesin mereka untuk ekspor," katanya.
Tetapi, kata dia, yang perlu digaris bawahi sekarang ini adalah industri baja, dimana permintaannya saat ini sebanyak
127 kilogram per kapita per tahun dan baru bisa diproduksi 39 kilogram per kapita per tahun. "Artinya untuk industri baja ada peluang usaha sekitar 80 kilogram per kapita per tahun, tinggal dikalikan berapa juta jumlah penduduknya, ada berapa juta ton," ucapnya.
Ia menjelaskan, selain industri baja, industri farmasi saat ini 90 persen bahan bakunya masih impor. "Ini penting bagi pelaku agro untuk kolaborasi hadirkan mesin produksi dari Jepang untuk keperluan ekspor dan bahan bakunya dari produk agro Jatim sebagai obat alternatif seperti herbal," ujarnya. (Ant)