Logo

Kabupaten Kediri dan Lumajang jadi Fokus Penanganan Stunting di Jatim

Reporter:,Editor:

Selasa, 10 June 2025 10:00 UTC

Kabupaten Kediri dan Lumajang jadi Fokus Penanganan Stunting di Jatim

Suasana pendampingan penyusunan dokumen strategi Komunikasi dan Perubahan Perilaku Sosial (KPPS) penurunan stunting tahun 2025 oleh Unusa bersama Unicef. Foto: Januar

JATIMNET COM, Surabaya – Kabupaten Kediri dan Lumajang menjadi fokus penanganan stunting di Jawa Timur (Jatim).

Untuk mempercepat pelaksanaannya, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) melakukan pendampingan penyusunan dokumen strategi Komunikasi dan Perubahan Perilaku Sosial (KPPS) penurunan stunting tahun 2025.

Dalam kegiatan ini, Unusa menggandeng United Nations International Children’s Emergency Fund (Unicef).

Pendampingan penyusunan dokumen strategi KPPS yang berlangsung di Surabaya ini diikuti oleh organisasi perangkat daerah (OPD) Kabupaten Kediri dan Lumajang, Selasa, 10 Juni 2025.

"Kami melakukan pendampingan agar masalah stunting bisa teratasi, sehingga Jawa Timur bisa terbebas dari stunting," ucap Achmad Syafiuddin, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Unusa, Selasa, 10 Juni 2025.

BACA: Tekan Stunting, Unusa dan Unicef Dampingi 87 Puskesmas di Tiga Kabupaten Ini

Dalam kesempatan itu, ia menjelaskan, peran OPD memberikan dokumen strategi KPPS. “Dokumen tersebut menjadi dasar penyusunan regulasi di tingkat daerah untuk mendukung implementasi strategi komunikasi dan percepatan penurunan stunting,” tegasnya.

Sementara itu, Kukuh Tri Sandi, Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jatim menjelaskan bahwa stunting di Jatim menunjukkan penurunan jumlah kasus.

Menurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, penurunan stunting mencapai 5 persen dari 17,7 persen menjadi 14,7 persen. Jumlah tersebut menempatkan Jatim sebagai provinsi kedua dengan tingkat prevalensi stuting terendah secara nasional.

"Meskipun begitu, masih ada kabupaten/kota yang mengalami peningkatan kasus stunting di Jatim," jelasnya.

BACA: Turunkan Stunting, PLN Nusantara Power Beri Makan Bergizi bagi Siswa SD di Probolinggo

Sedangkan prevalensi stunting ini menjadi salah satu indikator utama pembangunan kesehatan di Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

“Sehingga perlu untuk segera diatasi melalui enam pilar strategi nasional Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting (PPPS) yang salah satunya tentang komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat” ucap Kukuh.

Dalam pendampingan penyusunan dokumen KPPS, peserta mendapatkan pemaparan mengenai materi komunikasi perubahan perilaku dan sosial serta penyusunan matrik kerja intervensi enam perilaku kunci.

Enam kunci tersebut antara lain konsumsi (tablet tambah daerah) TTD, partisipasi kelas ibu hamil, Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak di posyandu, penggunaan jamban sehat dan praktik cuci tangan pakai sabun (CTPS).

BACA: Percepat Turunkan Stunting, PKDI Manyar Gresik Gelar Bimtek Edukasi Parenting

Sementara itu, Ketua Pelaksana, Sa'bania Hari Raharjeng menjelaskan peserta mendapatkan materi mengenai komunikasi perubahan perilaku dan sosial mulai dari analisis situasi hingga monitoring evaluasi.  "Jadi kami memantau enam perilaku kunci pencegahan stunting," ujarnya.

Perwakilan dari UNICEF Indonesia dr. Karina mengatakan langkah kolaborasi ini sama-sama ingin membangun Jatim bebas Stunting.

“Melalui kegiatan ini, Unusa dan Unicef berharap terbangun komitmen daerah yang kuat, strategi yang terukur, serta koordinasi lintas sektor yang efektif guna menciptakan perubahan perilaku sosial yang berdampak langsung pada percepatan penurunan angka stunting di Jawa Timur,” jelasnya.