Rabu, 18 September 2019 08:16 UTC
Ilustrasi: Gilas Audi.
JATIMNET.COM, Ponorogo – Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo berupaya menekan angka korban pasung yang masih tinggi. Beberapa upaya yang tengah dipersiapkan adalah melakukan pendampingan kepada keluarga korban dan sosialisasi ke masyarakat.
Sebab rata-rata korban pasung merupakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Sementara angka pasung di Ponorogo jumlahnya naik-turun. Pada tahun 2017 terdapat 56 orang, tahun 2018 berjumlah 28, sedangkan di awal tahun 2019 sebanyak 14 orang dipasung.
“Jumlah 14 bukan penderita baru, tapi sisa dari tahun sebelumnya,” kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Ponorogo Yayuk Dwi Wahyuni, Rabu 18 September 2019.
BACA JUGA: Dinkes Ponorogo Bebaskan Korban Pasung dengan Kikis Stigma Buruk
Yayuk menambahkan jumlah korban pasung di Ponorogo pada triwulan kedua tahun 2019 justru melonjak. Data yang dimiliki dinkes menyebut terdapat temuan baru sebanyak 11 orang, atau total menjadi 25 korban pasung.
“Dari jumlah 25 korban pasung itu sudah kami lepas secara bertahap sejak bulan Juni hingga September ini,” ungkap Yayuk. Jumlah yang dilepas itu awalnya lima korban, menyusul dua, dan terakhir tiga korban yang sudah dibebaskan. Hingga saat ini, lanjut Yayuk, menyisakan 15 korban.
Yayuk menambahkan pasung menjadi pilihan masyarakat karena ada keluarganya yang mengalami gangguan jiwa. Sebab ODGJ kerap menyerang keluarganya sendiri, mengganggu lingkungan dan dikhawatirkan hilang.
BACA JUGA: Ratusan ODGJ di Jatim Masih Terpasung
Sebetulnya, lanjut Yayuk, upaya untuk menekan korban pasung bisa dilakukan pihak keluarga dan masyarakat sekitar, selain pemerintah.
Keluarga diminta turut membantu pengobatan dan perawatan ketika korban sudah dilepas. Selain itu, warga sekitar tidak boleh mendiskriminasikan dan mengucilkan korban pasung dari pergaulan. Karena jika dikucilkan dan keluarga tidak ikut memperhatikan, beban psikologis korban cukup tinggi.
“Masyarakat dan keluarga harus mendukung agar kasus-kasus gangguan jiwa bisa tertangani dengan baik,” ujarnya. Salah satu bentuk dukungan kepada korban pasung adalah dengan memberi aktivitas guna menghindari melamun dan mengurangi beban psikologis.