Selasa, 17 September 2019 14:43 UTC
Kadishub Surabaya, Irvan Wahyudrajad (kiri) saat jumpa pers di kantor Humas Pemkot Surabaya. Foto: Khoirotul Lathifiyah.
JATIMNET.COM, Surabaya – Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya bersama Satlantas Polrestabes Surabaya mencatat 882 kecelakaan sepanjang Januari hingga Agustus 2019. Kecelakaan tersebut rata-rata disebabkan karena human error atau kesalahan dan kelalaian pengendara.
“Kecelakaan karena banyak pengendara melanggar lalu lintas seperti melawan arus dan kelalaian lain,” kata Kepala Dishub Surabaya, Irvan Wahyudrajad dalam jumpa pers di Kantor Humas Pemkot Surabaya, Selasa 17 September 2019.
Adapun rincian kecelakaan meliputi jumlah korban meninggal 100 orang, luka berat 134 dan luka ringan 647.
Irvan menyampaikan pihaknya akan terus melakukan sosialisasi dan memberikan imbauan tertib berlalu lintas kepada masyarakat. Skemanya melalui media massa, media sosial hingga ke sekolah. Apalagi usia pelanggar yang paling dominan pada rentang 16-30 tahun.
BACA JUGA: Remaja Dominasi Pelanggaran Selama Operasi Patuh Semeru 2019
“Ini menujukkan usia produktiflah yang paling banyak melanggar lalu lintas,” Irvan menjelaskan.
Menurutnya, hampir 99 persen angka kecelakaan karena human error. Hal ini yang membuat pihaknya berupaya concern melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Bahkan, edukasi tertib berlalu lintas juga terus ditanamkan kepada pelajar sekolah.
“Kami sering roadshow ke sekolah-sekolah, instansi dan kampung-kampung. Bahkan, sosialisasi ini kita lakukan sejak usia dini pada anak-anak PAUD dengan rangkaian city tour,” jelasnya.
Multiplayer effect, lanjut Irvan, yang ditimbulkan dari ketidakpatuhan lalu lintas yang berakibat kecelakaan sangat luar biasa. Seperti membuat seseorang kehilangan pekerjaan dan menyebabkan jatuh miskin.
BACA JUGA: Empat Hantu Ikuti Sidang Tilang Operasi Patuh Semeru
Ketidakpatuhan ini diperkirakan akan meningkat lantaran dalam beberapa bulan ke depan akan tiba musim hujan. Biasanya pengendara yang tidak membawa jas hujan memilih berteduh di bawah fly over, sehingga berimbas pada kemacetan hingga kecelakaan.
“Karena itu kami imbau agar masyarakat selalu membawa jas hujan. Sebab, ketika pengendara berteduh di bawah fly over, imbasnya terjadi kemacetan bahkan kecelakaan,” tegasnya.
Adapun jumlah kecelakaan akibat melanggar lalu lintas dalam dua tahun terakhir ini terus turun. Data tahun 2016 angka pelanggar lalu lintas 1.126, dengan rincian korban meninggal dunia 219, luka berat 148 dan luka ringan 1155.
Sedangkan tahun 2017, jumlah kecelakaan 1.349, korban meninggal dunia 176, luka berat 143 dan luka ringan 1.435. “Adapun tahun 2018, angka kecelakaan 1.191, dengan korban meninggal 181, luka berat 176 dan luka ringan 1259,” paparnya.