Logo

Jokowi Tinjau Penanganan Korban Gempa di Lombok Timur

Reporter:

Senin, 30 July 2018 08:04 UTC

Jokowi Tinjau Penanganan Korban Gempa di Lombok Timur

Presiden Jokowi (jongkok kanan) berdiskusi dengan anak-anak di tenda pengungsian, Desa Madayin, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, NTB. FOTO: Biro Setpres.

JATIMNET.COM – Gempa bumi yang mengguncang wilayah Lombok dan sekitarnya menyita perhatian Presiden Joko Widodo untuk melakukan peninjauan. Jokowi, demikian sapaannya, melakukan peninjauan guna memastikan penanganan para korban gempa berjalan dengan cepat dan baik.

Dirinya memastikan bahwa bantuan pembangunan rumah korban gempa yang roboh maupun rusak berat akan diberikan secepatnya sesuai kebutuhan masyarakat.

Begitu juga dengan fasilitas umum, seperti sekolah dan rumah ibadah, Jokowi memerintahkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono untuk segera melakukan perbaikan.

“Rumah-rumah yang roboh dan rusak berat masih dalam proses verifikasi di kelurahan dan kecamatan. Nanti akan dikeluarkan oleh Pak Gubernur mengenai jumlahnya, agar segera disampaikan paling lambat besok pagi,” kata Jokowi di Lapangan Madayin, Desa Madayin, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, sebagaimana keterangan dari Kantor Staff Presiden, Senin 30 Juli 2018.

Dia menambahkan, bahwa sesuai permintaan dari masyarakat akan diberikan uang agar bisa membangun rumahnya. Pemerintah berjanji akan memberikam bantuan sebesar Rp 50 juta per kepala keluarga untuk membangun rumah.

Besaran tersebut sesuai dengan permintaan warga ketika berdiskusi dengan Kepala Negara. “Saya sempat bertanya kalau bangun (rumah) lagi rata-rata butuh Rp50-an juta. Akan segera dibantu dan nanti ditindaklanjuti oleh Kepala BNPB, disupervisi oleh Kementerian PUPR, dan diawasi Pak Gubernur serta Pak Bupati,” lanjutnya.

Presiden Jokowi memastikan bahwa penanganan terhadap sejumlah pendaki gunung yang saat gempa terjadi sedang berada dalam pendakian Gunung Rinjani telah dilakukan.

Sejumlah tim dari berbagai lembaga pemerintahan telah melakukan evakuasi terhadap para pendaki yang terjebak di Gunung Rinjani. Selepas melakukan peninjauan penanganan bencana di Desa Madayin, Kepala Negara bertolak menuju posko bencana di halaman SD Negeri 1, Desa Obel-Obel, Kecamatan Sambelia.

Menurut informasi yang bersumber dari Kepala Desa Obel-Obel, sebanyak 4 orang meninggal dunia karena gempa yang terjadi di wilayah itu. Gempa ini terjadi pada Minggu, 29 Juli 2018, sekitar pukul 05.47 WIB, dengan kekuatan 6,4 SR yang yang mengguncang wilayah Lombok, Bali dan Sumbawa.

Sementara itu, sejumlah relawan berusaha melakukan penyelematan terhadap sekitar 200 pendaki yang terjebak di di Gunung Rinjani. Sedikitnya pendaki asal Prancis, Belanda, Malaysia, dan Thailand terjebak di gunung dengan ketinggian 3.726 meter itu.

Sedikitnya 500 orang, yang didominasi wisatawan asing, telah turun dari gunung. Sedangkan sekitar 200 pendaki masih terjebak di Gunung Rinjani. “Beberapa orang (berada di) danau, karena lokasi danau berada di tengah, mereka tidak bisa pergi ke mana karena tanah longsor. Mereka harus tinggal di dekat danau,” kata pemandu wisata setempat, Sukanta, sebagaima dikutip dari bbc.co.uk.

Gempa yang terjadi Minggu 29 Juli itu menyebabkan 16 orang tewas dan 160 orang mengalami luka-luka. Kerusakan lain yang dihimpun JATIMNET melaporkan sekitar ribuan rumah rusak dan ratusan orang kehilangan rumah.