Senin, 11 March 2019 11:17 UTC
Jembatan Suramadu. Foto: DOK
JATIMNET.COM, Bangkalan - Jembatan Suramadu akan ditutup total selama tujuh jam pada Minggu, 17 Maret 2019. Penutupan yang dilakukan sejak pukul 05.00 WIB hingga 11.00 WIB itu untuk kepentingan acara Millenial Road Safety Festival yang digelar di atas jembatan yang menghubungkan Surabaya dan Madura itu.
Kepala Satlantas Polres Bangkalan, AKP Danu Anindito mengatakan selama penutupan jembatan, arus kendaraan dari Madura ke Surabaya dan sebaliknya akan dialihkan lewat pelabuhan Kamal. Kompensasinya bea penyeberangan digratiskan.
Untuk mencegah antrean kendaraan, kata Danu, ASDP Kamal akan mengerahkan empat unit kapal dan membuka dua dermaga. "Satu dermaga nanti khusus roda dua," kata Danu, Senin 11 Maret 2019.
BACA JUGA: Pengemudi asal Pamekasan Kecelakaan di Suramadu
Menurutnya, jembatan Suramadu harus ditutup karena acara itu dikonsep ala car free day. Akan banyak stan tentang Safety Riding dan aneka hiburan yang digelar di atas jembatan.
Selain di atas, di bawah jembatan pun banyak kegiatan yaitu festival 1000 perahu layar. Juga pemecahan rekor MURI yaitu pembentangan bendera merah putih sepanjang jembatan Suramadu.
"Karena begitu padatnya agenda, jembatan harus ditutup," ujar Danu.
Sejak penutupan Suramadu ini disosialisasikan ke publik lewat media sosial. Muncul pro dan kontra dari netizen. Yang kontra umumnya mempertanyakan kenapa harus ditutup seolah tak ada tempat lain. Sebagian lain juga mempertanyakan faedah dari acara itu.
Menjawab kritik netizen itu, Danu mengajak masyarakat melihat dari sisi positifnya. Toh, kegiatan semacam itu tidak dilaksanakan tiap tahun.
BACA JUGA: Penyeberangan Ujung-Kamal Bisa Jadi Back Up Suramadu
"Anggap saja penutupan ini semacam simulasi, andai sewaktu-waktu, jembatan harus ditutup karena ada perawatan misalnya. Jadi bisa beralih menggunakan kapal agar akitivitas masyarakat tetap berjalan," ungkap dia.
Soal faedah, Danu mengatakan target utama kegiatan itu adalah kaum milenial. Sebab, tidak hanya di Indonesia, di dunia pun, kaum milenial paling banyak jadi korban meninggal dalam kecelakaan lalu lintas.
Sebab itu, Danu berharap lewat acara itu, kaum Millenial bisa jadi pelopor tertib berlalu lintas dan bukan malah jadi korban dalam kecelakaan lalu lintas. "Mari lihat acara ini dari segi positifnya," harap Danu.
