Logo

Jembatan Ditutup, Pelajar di Kota Malang Seberangi Sungai Brantas Naik Gethek

Reporter:,Editor:

Rabu, 04 October 2023 00:57 UTC

Jembatan Ditutup, Pelajar di Kota Malang Seberangi Sungai Brantas Naik Gethek

no image available

JATIMNET.COM, Malang - Puluhan pelajar Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Malang, Jawa Timur, terpaksa berangkat sekolah dengan menggunakan perahu gethek menyeberangi Sungai Brantas di Kecamatan Mergosono, Kota Malang. Para pelajar memilih menggunakan perahu karena akses jembatan Lembayung yang menghubungkan wilayah Mergosono dan Bumiayu ditutup total dan dalam perbaikan oleh Pemkot Malang.

Rudi salah seorang warga setempat mengaku penutupan jembatan penghubung wilayah ini mengganggu aktivitas masyarakat sehari-hari, terutama saat anak-anak berangkat sekolah pagi hari. Jika biasanya, warga berangkat melewati jembatan, sejak ditutup total warga kesulitan mencari jalan alternatif lain yang lebih dekat.

"Biasanya, warga masyarakat khususnya warga Bumiayu maupun Mergosono yang dekat jembatan lembayung ini menyeberang melalui jembatan untuk mengantar anak anaknya ke sekolah SMPN 7 Kota Malang dan SDN 4 Mergosono. Tapi karena jembatan diperbaiki, warga terpaksa harus mencari jalan alternatif yang jaraknya lebih jauh," katanya, Rabu (4/10/2023).

Menurut Rudi dengan kondisi iniz masyarakat tidak bisa berbuat banyak,karena berkaitan dengan kepentingan publik agar lebih nyaman dan aman.

“Jadi jika ingin ke Buring, atau tujuan lainnya yang biasanya kerap memanfaatkan Jembatan Lembayung saat ini warga terpaksa melewati Pasar Induk Gadang. Jadinya agak lebih jauh. Kita mesti bersabar untuk beberapa bulan mendatang selama perbaikan berlangsung," tandasnya.

Selain berimbas di masyarakat perbaikan jembatan juga membebani warga yang tidak memiliki kendaraan untuk mengantar anaknya sekolah

"Padahal, jika jalan kaki melewati jembatan hanya membutuhkan waktu 10 menit sudah sampai di sekolahan,"ucap dia.

Ketua Paguyuban Keramba Mergosono sekaligus Ketua RT 05 RW 11 Kelurahan Mergosono, Adi Sasminto mengatakan melihat kondisi seperti ini, akhirnya warga sepakat membuat perahu penyeberangan dari bambu atau biasa disebut perahu gethek. Perahu gethek tersebut akan dimanfaatkan anak-anak berangkat dan pulang sekolah.

"Kami  membuat perahu getek atau perahu rakit bersama teman teman paguyuban keramba Mergosono atas inisiatif sendiri untuk membantu anak anak berangkat dan pulang sekolah," ujarnya.

Dengan adanya perahu getek ini, kata Adi, akses menuju Mergosono gang 1 maupun Bumiayu aktifitas warga bisa berjalan lancar. Perahu gethek yang menyeberangi derasnya Sungai Brantas tersebut nantinya juga bisa digunakan masyarakat umum.

Dia menambahkan kapasitas penumpang perahu penyebrangan ini hanya dibatasi 8 penumpang. "Lebar Sungai Brantas 16 meter. Penumpangnya kami batasi 8 orang saja. Semua orang diwajibkan memakai pelampung jika naik perahu," pungkasnya.