Sabtu, 21 December 2019 03:12 UTC
Ilustrasi.
JATIMNET.COM, Mojokerto - Sejumlah komoditas seperti kebutuhan bumbu dapur dan bahan pokok di Pasar Tradisional Tanjung Anyar Kota Mokerto mengalami kenaikkan signifikan
Kenaikan itu terjadi sudah sejak satu bulan lalu hingga kini menjelang perayaan Natal 2019 dan pergantian Tahun Baru 2020 (Nataru) Hal itu menyebabkan daya beli menurun, pasar menjadi sepi.
Seperti dikeluhkan Pujiarsih salah seorang pedagang telur dan beras, pasar sudah sepi dan sejak seminggu lalu. "Sudah sepuluh hari sepi, ini saja sudah naik lagi harga telurnya. Nanti tiga hari jelang natal biasanya naik lagi kalau telur bisa capai Rp 28.000 per kg, habis natal baru turun," kata Pujiarsih.
Hal senada juga diungkapkan Ardian Firmansyah (27), salah satu pedagang di pasar, komoditas bumbu dapur dan bahan pokok itu naik terjadi sudah sejak seminggu lalu. Seperti cabai merah sebelumnya kisaran Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu kini mencapai Rp 32 ribu per kilogram.
BACA JUGA: Jelang Natal, Harga Cabai Rawit Merangkak Naik di Pasar Tradisional Probolinggo
Bahkan, beberapa komoditas lainnya seperti bawang merah Ardian mengaku terpaksa harus mengambil dari Bima, karena lokal hasil panennya kurang bagus.
"Kalau naik biasa lah mau natalan, kaya cabai merah, cabai rawit, sama kentang juga naik, tadinya harganya cuman Rp 10.000 per kg, kalau sekarang Rp 14.000 per kg. Kalau sayur-sayur yang lain stabil, kaya tomat, wortel," katanya.
Kendati sejumlah kebutuhan alami kenaikkan, tidak dengan harga daging sapi dan ayam potong masih stabil. Harga daging sapi super Rp 120 ribu per kilogram, daging sapi biasa Rp 110 ribu per kilogram dan ayam potong bertahan masih di harga Rp 32 ribu per kilogram.
Wali Kota Mojokerto Ita Puspitasari di sela melakukan sidak di pasar mengatakan, kenaikan harga itu masih dalam batas kewajaran. Menurutnya, kenaikan ini hanya dipicu persoalan momentum jelang perayaan nataru.
BACA JUGA: Harga Telur Broiler di Pasar Tradisional Blitar Mulai Naik
"Memang ini menjelang perayaan natal, jadi utamanya harga kebutuhan dapur hampir rata-rata ada kenaika. Meskipun ada beberapa yang stabil. Misalnya daging sapi, ayam dan telur masih stabil. Hanya bumbu dapur dan beberapa komoditas bahan pokok yang naik," kata Ning Ita panggilan akrabnya.
Langkah yang dilakukan Pemkot (Pemerintah Kota) Mojokerto, kata Ita, guna antisipasi kenaikan harga, pihaknya akan melakukan pemantauan secara berkala mengenai harga. Bahkan, pihaknya tidak akan melakukan operasi pasar, mengingat kenaikan juga tidak terlalu signifikan.
"Kalau untuk operasi pasar, saya rasa belum. Karena mayoritas masih stabil, kenaikan juga belum terlalu signifikan. Selain itu dari stok dan ketersediaan bisa dipastikan tersedia, itu yang terpenting, sehingga tidak akan terjadi lonjakan harga yang cukup besar," katanya.
Meski begitu, ada beberapa hal yang mesti diwaspadai yakni daging dan sea food. Sebab, kebutuhan dua itu itu selalu mengalami lonjakan yang signifikan. Tak menutup kemungkinan, hal itu akan dimanfaatkan oleh oknum pedagang nakal yang menjual barang dengan kualitas rendah.
"Harus ada pengawasan yang ketat dari Dinas Perdagangan serta pihak kepolisian terkait dengan kualitas dua komoditas itu. Jangan sampai ada pencampuran bahan-bahan berbahaya yang tidak boleh dikonsumsi manusia kemudian dijual bebas di pasar. Karena itu sangat merugikan para pembeli," ujar Ita.