Jumat, 10 July 2020 09:40 UTC
KENAIKAN. Salah Seorang Pedagang Daging Ayam Potong Broiler , di Pasar Semampir Kabupaten Probolinggo.
JATIMNET.COM, Probolinggo - Jelang perayaan Hari Raya Idul Adha harga daging merangkak naik. Seperti harga daging ayam potong broiler di Pasar Tradisional Kabupaten Probolinggo, sudah mulai mengalami kenaikan harga. Itu terjadi sejak beberapa bulan terakhir.
Seperti terpantau, di Pasar Tradisional Semampir, Kecamatan Kraksaan, harga ayam potong pada umumnya sebelumnya berkisar Rp 35-35 ribu per kilogramnya, kini naik menjadi Rp 40-45 ribu perkilogram.
Kenaikan harga sekitar Rp 10 ribu per kilogram diakui seorang pedagang daging ayam, Aldo. Ia menuturkan, kenaikan sudah terjadi semenjak bulan puasa lalu, atau sekitar 4 bulan terakhir di saat kondisi pandemi Covid-19.
"Sekarang harganya mahal mas, antara Rp 40 - 45 ribu per kilogram. Kadang ya ditengah-tengahnya atau sekitar Rp 42 ribu per kilogram," katanya, Jumat 10 Juli 2020.
BACA JUGA: Harga Melambung, Satgas Pangan Probolinggo Sidak Pasar dan Distributor Ayam Potong
Informasi diterimanya, Aldo menyebut, kenaikan harga daging ayam potong broiler karena tidak adanya stok ayam di Jawa Timur, khusunya di Kabupaten Probolinggo. Kondisi itu, membuat agen penyedia daging ayam potong mendatangkan stok dari wilayah Jawa Tengah.
Sementara pedagang daging ayam potong lainnya yakni Hasan menyampaikan, di samping mahal kenaikan harga daging ayam potong, berimbas menurunnya daya beli masyarakat.
Atas kondisi itu, jika normalnya menyediakan sekitar 50 kilogram daging ayam potong, atas kondisi saat ini Hasan mengaku hanya menyediakan sebanyak 30 kilogram daging ayam potong perharinya. "Ya sengaja dikurangi saja jumlah jualannya, biar gak rugi banyak kalo gak terjual,"ujarnya.
BACA JUGA: Protes Harga Anjlok Akibat Covid, Ratusan Ayam Pedaging Dibagikan Gratis
Sementara Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kabupaten Probolinggo, Dwi Joko Nurjayadi membenarkan adanya kenaikan harga daging ayam potong. Hanya saja, Dwi Joko menyebut kondisi itu terjadinya karena siklus dagang.
"Jadi kenaikan saat ini, karena teori dagang saja atau karena persediaan menurun. sedangkan permintaan banyak,"terang Dwi Joko.
Tambah Dwi Joko, permintaan yang banyak dan persediaan sedikit, itu yang akan menjadikan harga naik. Apalagi mendekati Perayaan Idul Adha saat ini.