
Reporter
A. BaehaqiKamis, 12 Desember 2019 - 05:48
Editor
Rochman Arief
Kadisperindag Jatim, Drajat Irawan. Foto: Baehaqi Almutoif.
JATIMNET.COM, Surabaya – Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) mulai mencari untuk memanfaatkan perang dagang yang melibatkan Amerika Serikat dan Cina.
Kedua negara yang tengah berseteru dalam hal nilai perdagangan ini diharapkan bisa memberi manfaat bagi perekonomian Indonesia. Termasuk Jawa Timur yang neraca perdagangannya masih defisit.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur Drajat Irawan mengatakan, pihaknya saat ini tengah mendata mana saja komoditas yang berpeluang menggantikan ekspor Cina ke AS, maupun sebaliknya.
BACA JUGA: Ekspor Alas Kaki dan Tembakau Naik Tajam
“Ada sepuluh komoditas yang dibutuhkan AS. Seperti pakaian jadi dan alas kaki. Jatim cukup banyak industri penghasil keduanya,” ujar Drajat, Kamis 12 Desember 2019.
Nilai impor pakaian jadi Amerika Serikat misalnya terbilang cukup besar. Drajat menyebut, angkanya di kisaran 27,7 milliar dolar AS. Sedangkan ekspor Indonesia yang sudah masuk ke Amerika Serikat baru 4,5 milliar dolar AS.
Sementara untuk alas kaki, nilai ekspor Indonesia ke AS mencapai 1,5 milliar dolar AS. “Jatim ini sangat berpotensi mengisi lebih besar ekspor dua komoditas itu. Selain itu, Jatim juga bisa mengisi furnitur, karet, kayu, elektronik, tas, mainan, kertas, dan perhiasan ke AS,” ungkapnya.
BACA JUGA: Ekspor Perhiasan dan Permata Jatim Meningkat, Terbanyak ke Jepang
Kemudian untuk ekspor Indonesia ke Cina, lanjut Drajat, produk yang bisa dimaksimalkan adalah hasil olahan ikan, produk kimia, besi dan baja, tembaga, batu bara, bubur kayu, plastik, bahan kimia organik dan mesin-mesin.
“Sekarang kami memerhatikan sentra-sentra industri di Jawa Timur. Terutama ikan, pulp, dan pakaian jadi untuk dioptimalkan kualitas dan kuantitasnya,” Drajat menegaskan.