Logo

Ini Petuah Khatib Salat Idul Adha di Masjid Akbar Surabaya

Reporter:

Rabu, 22 August 2018 06:14 UTC

Ini Petuah Khatib Salat Idul Adha di Masjid Akbar Surabaya

Jamaah Salat Idul Adha di Masjid Al Akbar Surabaya mulai berdatangan. Foto Fahmi Aziz

JATIMNET.COM, Surabaya – Khatib salat Idul Adha di Masjid Al-Akbar Surabaya KH.Ahmad Mujayyid mengingatkan pada jamaah tentang pentingnya kekuatan batin untuk berkomunikasi dengan sang pencipta.

Salat Idul Adha di Masjid Al-Akbar berlangsung pada pukul 06.01 WIB Rabu 22 Agustus 2018 dengan tema khotbah “Menyingkap Tabir Nabi Ibrahim AS sebagai Landasan Keselamatan dan Keberhasilan Hidup”.

Di hadapan sekitar 60 ribu jamaah, Mujayyid menyinggung cerita Nabi Ibrahim. Dalam perjalanan dakwahnya, Ibrahim kerapkali mengalami berbagai cobaan.

Dimulai dari harus berpisah dengan sang ayah, Aazar. Aazar merupakan pembuat patung berhala. Ibrahim remaja harus pergi berpisah dengan ayahnya, yang tak mau mengikuti ajakannya untuk tidak menyembah berhala.

Belum lagi, harus meninggalkan dengan istri, Siti Hajar dan anaknya Ismail AS yang masih bayi, di padang tandus tanpa ada buah-buahan. Akhirnya ia berdoa seperti yang difirmankan dalam Al-Quran dalam surat Ibrahim: 37.

Ya Rabb, kami yang demikian itu agar mereka mendirikan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia condong kepada mereka, dan berilah rizki mereka dari buah-buahan, semoga mereka bersyukur,” kata Mujayyid.

Dari doa itu, lanjut dia, ternyata Allah turunkan keajaiban dengan mengalirkan mata air Zam-Zam untuk Siti Hajar dan Ismail. Lalu, Ibrahim didera cobaan lainnya dengam adanya perintah untuk menyembelih anaknya, Ismail.

“Nabi Ibrahim juga harus dibakar hidup-hidup oleh Raja Namrud yang lalim, sampai akhirnya Allah perintahkan agar api menjadi dingin dan Nabi Ibrahim selamat,” jelas Pengasuh Pesantren Ibaddurahman Malang itu.

Apa yang menjadi kunci keberhasilan dakwah Ibrahim?

Dijelaskan Mujayyid karena kuatnya alam bawah sadar (batin). Kekuatan batin ini penting di dalam menjalankan tiap ibadah. Menurut dia, cobaan-cobaan yang dibarengi dengan dipertunjukkannya tanda-tanda kebesaran Allah ini semakin memperkuat batin para Nabi dan Rasul Allah.

“Batin menjadi alat komunikasi dengan Sang Pencipta, Allah SWT,” tuturnya.

Komunikasi itu berlangsung dari banyak cara, baik kejadian hingga mimpi. Nabi Ibrahim mendapatkan perintah menyembelih Ismail melalui mimpi. Begitu juga, Rasulullah SAW Muhammad ketika menerima berbagai macam wahyu.

Menurut dia, cobaan-cobaan yang dibarengi dengan munculnya tanda-tanda kebesaran Allah ini semakin memperkuat batin para Nabi dan Rasul Allah.