Selasa, 15 October 2019 23:41 UTC
OVER PRODUKSI. Petani tembakau di kawasan Paiton, Kabupaten Probolinggo tengah menjemur tembakau kering rajang pada September 2019 lalu. Foto: Dok.
JATIMNET.COM, Probolinggo – Anggota DPR RI Fraksi Nasdem, Hasan Aminuddin menegaskan merosotnya harga tembakau dikarenakan hukum dagang. Mantan Bupati Probolinggo itu menjelaskan saat ini telah memasuki masa akhir panen tembakau.
Sementara tembakau yang dipanen saat ini, menurut Hasan, adalah tembakau bagian atas yang berkualitas rendah sehingga harganya tidak terlalu tinggi.
“Tembakau itu ada tiga bagian, yakni bawah, tengah dan atas. Dan yang paling baik dan mahal itu bagian tengah,” kata Hasan, saat melakukan inspeksi mendadak ke PT Gudang Garam, yang berlokasi di Desa Sumberanyar, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Selasa 15 Oktober 2019.
BACA JUGA: Diduga Overproduksi, Harga Tembakau di Probolinggo Anjlok
Dalam sidak itu, Hasan Aminuddin membantah merosotnya harga tembakau disebabkan adalanya produk dari luar yang masuk ke Probolinggo. Menurut Hasan, tembakau asal luar daerah tidak akan mungkin masuk ke Kabupaten Probolinggo.
“Tidak mungkin tembakau daerah lain masuk ke Probolinggo, karena di daerah masing-masing sudah ada gudang yang siap membeli tembakau dari petani,” Hasan menjelaskan.
Selain itu, tembakau dari luar daerah akan memakan biaya transportasi yang tidak murah. Selain itu, kualitas tembakau yang masuk akan diseleksi distributor atau langsung pihak pabrik.
BACA JUGA: Petani Mojokerto Keluhkan Anjloknya Harga Tembakau di Musim Panen
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Kabupaten Probolinggo Nanang Trijoko Suhartono mengatakan dari luasan lahan tanam tembakau yang disepakati sebelumnya ada sekitar 10.774 hektar.
Berdasarkan catatan DKPP, data hingga bulan Agustus luas lahan tanam sekitar 10.325 hektar. Luasan lahan itu diperkirakan terjadi over produksi atau panen melimpah. Menurut Nanang, sampai saat ini saja masih ada petani yang menanam tembakau.
“Sejak Agustus lalu, masih ada petani yang menyusul menanam tembakau. Jadi isu masuknya tembakau dari luar tidak mungkin, karena di sini stoknya sudah melimpah,” terang Nanang.